Banda Aceh Siapkan Belajar Normal
Pemko Banda Aceh mulai mempersiapkan proses belajar tatap muka untuk seluruh siswa di Kota Banda Aceh
* Dilarang Berjualan di Sekolah
BANDA ACEH - Pemko Banda Aceh mulai mempersiapkan proses belajar tatap muka untuk seluruh siswa di Kota Banda Aceh. Oleh karena, setiap sekolah diminta meningkatkan fasilitas pendukung protokol kesehatan (protkes) untuk menyambut kedatangan para siswa.
Hal itu disampaikan Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman. Ia menjelaskan, pada Rabu (2/12/2020) sekolah akan memulai pelaksanaan ujicoba sekolah dengan memakai masker. Dikatakan, saat akan dimulai proses belajar dan mengajar secara normal di sekolah, pemberlakuan protokol kesehatan akan diperketat. Nanti siswa yang masuk ke sekolah akan diperiksa hingga dipastikan sehat.
"Jadi masuk,harus mencuci tangan dulu. Bahkan nanti jualan pun tidak boleh di sekolah. Jadi anak-anak betul-betul kita kawal," ujar Wali Kota usai pengesahan APBK Banda Aceh 2021.
Semua siswa yang datang ke sekolah diharuskan memakai face shield dan masker. Bahkan, rencananya nanti akan ada petugas yang mengawal pelaksanaan protokol kesehatan di setiap sekolah.
Dikatakan, dalam bulan ini juga akan ada program pembagian masker untuk siswa sekolah. Hal itu untuk memastikan pelaksanaan sekolah secara normal tidak meningkatkan penyebaran Covid-19 di Banda Aceh. Aminullah juga berharap dalam bulan ini Banda Aceh bisa berstatus kuning kembali. Karena sudah beberapa hari tidak ada tenaga medis yang dinyatakan positif Covid-19 dan tidak lagi warga yang dinyatakan terjangkit.
Sementara itu Anggota DPRK Banda Aceh, Musriadi, meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Banda Aceh agar serius mempersiapkan simulasi pembelajaran tatap muka. Simulasi perlu dilakukan sebagai persiapan kegiatan belajar mengajar kembali di era new normal yang direncanakan berlangsung sejak Rabu (2/12/2020). "Persiapan untuk pembelajaran tatap muka perlu dilakukan dengan serius. Jangan sampai saat dibukanya pembelajaran tatap muka malah menambah kasus penyebaran Covid-19," katanya.
Menurut politisi PAN itu, simulasi yang akan dilakukan harus menekankan pada pentingnya protokol kesehatan secara ketat, terutama bagi warga sekolah yang akan melaksanakan proses belajar-mengajar secara luring (tatap muka). Misalnya dengan menjaga kebersihan individu maupun lingkungan sekolah, menyediakan wastafel portabel di setiap sekolah untuk memudahkan mencuci tangan, memakai masker, serta menjaga jarak (physical distancing).
"Kita semua merasa prihatin dengan kondisi yang terjadi saat ini. Namun, pendidikan dan kesehatan juga harus berjalan beriingan dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan pada setiap sekolah. Prasarana dan sarana penunjang penerapan protokol kesehatan di sekolah-sekolah harus segera disiapkan menjelang pembelajaran tatap muka nanti," ujarnya.
Untuk diketahui, pemerintah memang mulai mengizinkan sekolah dilaksanakan kembali secara normal pada Januari 2021, setelah terhenti sejak awal tahun lalu.
Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar juga meminta Pemko Banda Aceh supaya segera melakukan persiapan belajar secara tatap muka pada lingkup institusi pendidikan di kota Banda Aceh.
Katanya, saat ini perlu dipastikan juga kesiapan sekolah dan warga sekolah (murid atau siswa, kepsek, guru, serta orang tua) untuk menerapkan protokol kesehatan, seperti menjaga kebersihan sekolah dengan desinfektan, menyediakan wastafel portabel, memastikan warga sekolah memakai masker serta menjaga physical distancing dalam kegiatan belajar-mengajar.
Lalu, kata politis PKS ini, persiapan belajar tatap muka juga perlu dimulai dengan melakukan sosialisasi secara massif kepada siswa, guru, serta para orang tua. Dilanjutkan dengan edukasi kepada warga sekolah, kemudian simulasi sebagai tanda kesiapan pihak sekolah untuk melakukan belajar secara tatap muka (luring) di masa pandemi Covid19.
"Yang perlu dipastikan yakni kesiapan dari siswa-siswinya, guru, orang tua dan warga sekolah agar tetap menjaga protokol kesehatan yakni 3M, mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak saat proses belajar-mengajar," tuturnya.
Farid menuturkan, selama ini proses belajar sekolah dilakukan secara daring (online) selama 9 bulan terhitung sejak 16 Maret 2020 akibat pandemi Covid-19. Namun, berdasarkan informasi dari Pemko, dalam beberapa hari, kota Banda Aceh terjadi penurunan yang signifikan jumlah orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 sangat sedikit sementara jumlah pasien yang sembuh meningkat dan jumlah pasien yang meninggal juga tidak ada.
Maka untuk itu lanjut Farid, awal Desember Banda Aceh diharapkan bisa masuk ke zona kuning dan tentu harapan lainnya juga di akhir Desember sudah masuk ke zona hijau, sehingga pada awal tahun 2021 para siswa atau murid sudah bisa belajar secara tatap muka.(mun)