Internasional

Perempuan Polandia Berontak: "Jika ingin Berdiri Telanjang di Depan Orang, Saya Akan Melakukannya"

Ketika pemerintah Polandia pertama kali mencoba melarang aborsi, aktris dan penyanyi tersebut menampilkan pertunjukan yang intens di atas panggung di

Editor: M Nur Pakar
AP
Aktivis perempuan penentang larangan aborsi, Nina Michnik yang juga seorang mahasiswi filsafat Arab berpose bersama dengan anjing-anjingnya di Warsawa, Polandia pada 21 November 2020. 

Jaroslaw Kaczynski, pemimpin partai yang berkuasa dan politisi paling kuat di Polandia, mengatakan dia ingin janin yang tidak dapat hidup untuk dibawa ke dalam kandungan, sehingga dapat diberi baptisan, nama dan penguburan.

Kemarahan wanita Polandia, dan banyak pria juga, meletus ke jalan-jalan di seluruh negeri, tumbuh menjadi gerakan protes terbesar dalam tiga dekade sejak komunisme jatuh.

Para pengunjuk rasa pada awalnya mengganggu Misa, meneriakkan kata-kata kotor kepada para pendeta dan mengecat nomor hotline aborsi di fasad gereja.

Taktik provokatif awal itu sebagian besar dihentikan setelah memicu reaksi balik dalam masyarakat di mana banyak yang menjunjung tradisi Katolik.

Mereka melanjutkan protes di jalan, bagaimanapun, menolak untuk takut oleh pihak berwenang atau oleh pandemi.

“Air ketubanku pecah dan saya ingin menyampaikan revolusi, ”kata salah satu tanda pada protes di Warsawa pada 18 November.

Mengungkapkan pandangan yang dipegang oleh semakin banyak pengunjuk rasa.

Menteri dalam negeri baru-baru ini memperingatkan bahwa pemerintah tidak akan mentolerir revolusi yang dibuat dengan paksa terhadap organ konstitusional negara Polandia.

Polisi semakin menahan dan menuntut para pengunjuk rasa, dan dalam beberapa kasus menggunakan gas air mata dan kekuatan lainnya.

Namun, di tengah pergolakan sosial yang masif, pemerintah belum secara resmi menerapkan putusan pengadilan dan telah berbicara tentang pembuatan undang-undang baru.

Tapi aktivis hak reproduksi mengatakan bahwa rumah sakit sudah menolak untuk melakukan aborsi pada janin yang rusak sejak lahir.

Baca juga: Buka Praktik Sejak 2017 Klinik Aborsi Untung Rp 10 Miliar, Sudah 32.760 Janin Dibuang ke Kloset

Upaya partai yang berkuasa untuk melarang aborsi, dengan menggunakan pengadilan yang penuh dengan loyalis dan selama pandemi, tampak sangat kejam bagi Nina Michnik yang berusia 21 tahun.

Dia merupakan mahasiswa studi dan filsafat Arab.

"Mereka melakukannya di saat kritis ini ketika semua orang takut dengan pandemi," kata Michnik.

Dia menggambarkan perasaan sangat kesepian dan rapuh ketika putusan pengadilan dibatalkan.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved