Berita Aceh Barat
Lima Bupati di Aceh Tandatangani MoU dengan UTU, Terkait Implementasi Kampus Merdeka
Dalam rangka mewujudkan merdeka belajar yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rektor Universitas Teuku Umar, Prof Dr Jasman..
Penulis: Sadul Bahri | Editor: Jalimin
Laporan Sa'dul Bahri | Aceh Barat
SERAMBINEWS.COM, MEULABOH - Dalam rangka mewujudkan merdeka belajar yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rektor Universitas Teuku Umar, Prof Dr Jasman J Ma'ruf melakukan kerjasama (MoU) dengan lima Pemerintah Daerah Kabupaten di Provinsi Aceh dan beberapa perusahaan kelapa sawit serta koperasi.
Sementara lima pemerintah kabupaten yang melakukan MoU tersebut masing-masing Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Tenggara dan Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil.
Sedangkan perusahaan kelapa sawit yang melakukan MoU dengan UTU yakni perusahaan sawit yang tergabung dalam Forum Pabrik Kelapa Sawit (FPKS), Koperasi Permata Gayo dan Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan.
Kegiatan MoU tersebut dilakukan di lokasi yang berbeda mulai 29 November-3 Desember 2020.
Rektor UTU, Prof Jasman kepada Serambinews.com, Sabtu (5/12/2020) menjelaskan, bahwa tujuan dilakukan MoU ini dalam rangka mengimplementasikan program merdeka belajar, sehingga para bupati serta pimpinan perusahaan menyambut baik kerjasama dengan UTU.
Para bupati dan pimpinan perusahaan tersebut mendukung penuh kerjasama tersebut serta berharap kerjasama itu dapat direalisasikan dengan sebaik-baik mungkin.
Untuk diketahui, program merdeka belajar atau kampus merdeka merupakan program kebijakan baru dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Kabinet Indonesia Maju, Nadiem Anwar Makarim.
Esensi kemerdekaan berpikir harus didahului oleh para guru dan dosen sebelum mereka mengajarkannya kepada pelajar. Nadiem menyebut, dalam kompetensi guru atau dosen di level apa pun, tanpa ada proses penerjemahan dari kompetensi dasar dan kurikulum yang ada, maka tidak akan pernah ada pembelajaran yang terjadi.
Pada tahun mendatang, sistem pengajaran juga akan berubah dari yang awalnya bernuansa di dalam kelas menjadi di luar kelas.
Nuansa pembelajaran akan lebih nyaman, karena murid dapat berdiskusi lebih dengan guru, belajar dengan outing class, dan tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, tetapi lebih membentuk karakter peserta didik yang berani, mandiri, cerdik dalam bergaul, beradab, sopan, berkompetensi.
Selain itu, tidak hanya mengandalkan sistem ranking yang menurut beberapa survei hanya meresahkan anak dan orang tua saja, karena sebenarnya setiap anak memiliki bakat dan kecerdasannya dalam bidang masing-masing.
Nantinya, akan terbentuk para pelajar yang siap kerja dan kompeten, serta berbudi luhur di lingkungan masyarakat.(*)
Baca juga: STIT dan STKIP Abdya Wisuda 120 Sarjana, Berikut Enam Lulusan Cumlaude
Baca juga: Ini 5 Minuman yang Harus Dikonsumsi Penderita Diabetes, Tidak Makin Parah
Baca juga: 7 Tahun Ustaz Jefri Al Buchori Telah Tiada, Umi Pipik Pilih Lelang Tanaman Hias Monstera