Luar Negeri
Bom Peninggalan Perang Dunia II Ditemukan, 13.000 Warga Dievakuasi Sebelum Bom Meledak
Beruntungnya, bom seberat 498 kilogram tersebut tidak meledak dan pihak berwenang mencoba melucuti bom tersebut pada Minggu (6/12/2020).
SERAMBINEWS.COM, FRANKFURT - Sebuah bom peninggalan Perang Dunia II ditemukan di dekat lingkungan permukiman di Frankfurt, Jerman.
Beruntungnya, bom seberat 498 kilogram tersebut tidak meledak dan pihak berwenang mencoba melucuti bom tersebut pada Minggu (6/12/2020).
Akibat temuan bom tersebut, sekitar 13.000 warga harus dievakuasi ketika petugas melucuti dan menjinakkan bom itu.
Dilansir dari New York Post, bom tersebut awalnya ditemukan oleh pekerja konstruksi pada Kamis (3/12/2020) pekan lalu.
Para ahli bahan peledak mampu membongkar bom tersebut itu dalam waktu sekitar dua jam.
Setelah bom berhasil dijinakkan, para warga dipersilakan kembali ke rumahnya karena situasi sudah dianggap aman.
Pada Minggu sore waktu setempat, perusahaan kereta api Jerman, Deutsche Bahn, juga mengatakan bahwa kereta api telah dioperasikan kembali.
Meski mengkhawatirkan, temuan bom peninggalan masa perang yang belum meledak tidak terlalu jarang di Jerman.
Bahkan bom peninggalan Perang Dunia II masih sempat ditemukan di negara tersebut, seperti temuan bom itu, meski perang sudah usai 75 tahun lalu.
Senjata Perang Dunia II Meledak saat Dibersihkan, 2 Penjinak Bom Tewas
Stephen "Luke" Atkinson asal Inggris dan Trent Lee warga negara Australia tewas akibat ledakan bom di Kepulauan Solomon.
Polisi menyebut ledakan itu terjadi pada Minggu sore (20/9/2020) di ibu kota negara kepulauan Pasifik Honiara, mereka tewas setelah dibawa ke rumah sakit.
Luke dan Lee merupakan ahli penjinak bom yang bekerja dengan lembaga amal Bantuan Rakyat Norwegia (NPA) yang berbasis di Oslo.
Mereka tewas saat tengah mencoba membersihkan persenjataan yang berasal dari sisa Perang Dunia II.
Diketahui keduanya sedang melakukan survei tentang kontaminasi persenjataan yang tidak meledak (UXO) di Kepulauan Solomon.
"Kami sangat terpukul dengan apa yang telah terjadi, dan kehilangan dua kolega yang baik," kata Sekretaris Jenderal NPA Henriette Killi Westhrin.
"Prioritas utama NPA sekarang adalah menawarkan bantuan kepada kerabat dan kolega, serta mengklarifikasi yang telah terjadi, tambahnya.
Kepulauan Solomon adalah lokasi pertempuran sengit antara pasukan Sekutu dan Jepang dalam Perang Dunia II, dan ketika konflik berakhir mereka meninggalkan sejumlah besar peluru, ranjau darat, dan amunisi lainnya.
Wilayah tersebut lantas sangat terkontaminasi dengan cangkang bom yang tidak meledak, ranjau darat, dan amunisi lainnya.
NPA bekerja dengan polisi Kepulauan Solomon untuk mensurvei skala masalah dan mengembangkan program pengumpulan nasional.
Menurut NPA, amunisi di pulau-pulau tersebut tidak hanya menimbulkan risiko ledakan, tetapi juga telah terdegradasi, mengeluarkan bahan kimia yang berbahaya untuk lingkungan.
"Senjata peledak sering ditemukan di dalam lokasi konstruksi kota, terumbu karang, pertanian, hutan, dan taman pinggiran kota di mana anak-anak terkadang menemukan dan bermain dengannya," jelas NPA.
Bom Peninggalan Perang Dunia II Meledak saat Dijinakkan
Sebuah bom terbesar peninggalan Perang Dunia II buatan Inggris meledak di bawah air di Polandia saat coba dijinakkan.
Bom tersebut meledak saat dijinakkan oleh tim spesialis penjinak bom Angkatan Laut Polandia di Perairan Baltik sebagaimana dilansir dari ABC News, Rabu (14/10/2020).
Tim awalnya mencoba menetralkan bom tersebut dengan metode deflagrasi jarak jauh yakni membakar bahan peledaknya tanpa memicu leadakan.
Namun secara tidak disengaja, bom tersebut meledak selama proses deflagrasi. Bom yang diberi nama Tallboy tersebut rupanya telah ditemukan sejak September 2019.
Bom tersebut ditemukan di bawah air yang menuju pelabuhan Szczecin, Polandia, ketika ada proyek untuk memperdalam daerah tersebut.
Bom tersebut memiliki berat hampir 5,4 ton dengan 2,4 ton bahan peledak.
Sebelum dijinakkan, sebanyak 750 orang telah dievakuasi terlebih dahulu dari wilayah yang dulunya digunakan sebagai pelabuhan Nazi Jerman yang sibuk selama Perang Dunia II.
Juru bicara Angkatan Laut Polandia, Letnan Dua Grzegorz Lewandowski, mengatakan semua penyelam berada dalam jarak aman dari ledakan.
Ledakan dari bom tersebut juga dirasakan oleh penduduk setempat tetapi tidak menyebabkan cedera.
"Operasi itu dilakukan dengan sempurna dan aman. Dan bomnya sekarang aman," kata Lewandowski, menurut kantor berita PAP.
“Proses deflagrasi berubah menjadi ledakan. Benda tersebut sudah bisa dianggap dinetralkan, tidak akan menimbulkan ancaman lagi. Semua penyelam ranjau berada di luar zona bahaya," sambung Lewandowski.
Dia mencatat operasi penjinakan bom tersebut adalah operasi terbesar yang pernah ada di Polandia.
Pasalnya, bom, rudal, dan granat peninggalan masa perang yang telah ditemukan sebelumnya tidak meledak.
Bom tersebut dirancang oleh insinyur penerbangan Inggris Barnes Wallis dan kemudian dijatuhkan oleh Angkatan Udara Inggris (RAF) pada 1945 dalam serangan terhadap kapal penjelajah Jerman, Lutzow.
Bom semacam itu digunakan RAF untuk menghancurkan aset besar yang dikendalikan Nazi melalui ledakan dari bawah.
Para ahli tidak mengetahui mengapa bom tersebut gagal meledak pada saat dijatuhkan oleh RAF.
Baca juga: Warga Palestina dan Pasukan Israel Bentrok di Pemakaman Bocah yang Meninggal Ditembak Israel
Baca juga: Tinjau Banjir di Aceh Utara, Dyah Ingatkan Pentingnya Evakuasi Warga
Baca juga: Pemilik Restoran Los Angeles Protes Dilarang Buka, Katering Kru Film Dibuka di Luar Ruangan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bom Peninggalan Perang Dunia II Ditemukan di Jerman, 13.000 Warga Dievakuasi",