Internasional
Taktik Trump Membalikkan Hasil Pemilu Masih Bisa Bertahan Hingga Hengkang dari Gedung Putih
Presiden AS Donald Trump akan terus melakukan taktik untuk membalikkan hasil Pemilu 2020.
SERAMBINEWS.COM, ATLANTA - Presiden AS Donald Trump akan terus melakukan taktik untuk membalikkan hasil Pemilu 2020.
Bahkan setelah dia hengkang dari Gedung Putih, untuk menantang legitimasi pemilu dan berusaha membatalkan keinginan pemilih dapat tetap berkuasa.
Dilansir AP, Senin (7/12/2020), taktik Trump sudah menginspirasi kandidat lain dan telah dipegang oleh Partai Republik.
Pendukung termasuk kandidat kongres, anggota parlemen negara bagian, ketua partai, kelompok hukum konservatif.
Termasuk orang yang ditunjuk untuk dewan sertifikasi suara negara bagian yang sebelumnya kurang dikenal.
Baca juga: Pejabat Senior Republik Georgia Merasa Jijik Atas Serangan Trump Terhadap Integritas Pemilu 2020
Luasnya dukungan untuk upaya Trump bisa menjadi tanda yang mengganggu untuk pemilu di masa mendatang, khususnya 2024.
"Apa yang dilakukan presiden ini adalah meracuni demokrasi," kata mantan Gubernur Michigan Jennifer Granholm.
“Dan, ya, dia memberikan preseden, menyarankan tidak apa-apa untuk melanggar norma-norma yang telah membuat negara kita hebat," katanya.
Granholm, seorang Demokrat, bergabung dengan mantan Gubernur New Jersey Christine Todd Whitman, seorang Republikan.
Keduanya menyampaikan kekhawatiran tentang penolakan Trump untuk menyerah dan upaya merusak integritas pemilu.
"Ini bukan tentang kami sebagai orang Amerika, dan kami tidak ingin publik menjauh dari pemikiran ini, ini adalah norma," kata Whitman, yang bertugas di pemerintahan Presiden George W. Bush.
Trump dan sekutunya telah mendorong konspirasi yang melibatkan mesin pemungutan suara yang dimanipulasi oleh para pemimpin asing yang mati.
Juga puluhan ribu surat suara palsu yang entah bagaimana lolos dari lapisan keamanan dan pengawasan oleh petugas pemilu di seluruh negeri.
Baca juga: Donald Trump: Jika Saya Kalah, Saya Akan Menjadi Pecundang yang Sangat Ramah
Mereka telah mengajukan tuntutan hukum tanpa bukti, mencoba menekan anggota parlemen negara bagian agar memilih calon presiden mereka sendiri.
Bahkan berusaha mempengaruhi anggota partai tingkat rendah yang duduk di dewan negara bagian dan lokal yang mengesahkan hasil pemilihan.