Berita Banda Aceh

Peran Ayah dalam Keluarga Didiskusikan, Simak Penjelasan dari Sisi Ekonomi, Zakat dan Masyarakat

Kegiatan ini bertujuan untuk menyerap pandangan dari para ahli dan elemen masyarakat sipil tentang peran ayah dalam konteks keluarga

Penulis: Misbahuddin | Editor: Nur Nihayati
For Serambinews.com
Para peserta FGD foto bersama dengan panitia prlaksana dan para pematri. 

Kegiatan ini bertujuan untuk menyerap pandangan dari para ahli dan elemen masyarakat sipil tentang peran ayah dalam konteks keluarga

Laporan Misbahuddin | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - The Aceh Institute bekerja sama dengan Baitul Mal Aceh mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bertema "Ayah, Pekerjaan, Ekonomi, Zakat dan Keluarga: Dinamika Tradisi dan Praktik pada masyarakat Aceh".

Diskusi ini diadakan, Kamis (10/12-2020) di Solong Coffee Pango Banda Aceh yang berlangsung dari pukul 9.00 hingga pukul 12.30 siang.

FGD ini dihadiri oleh perwakilan dari DP3AP2KB, KKS, perangkat gampong, jurnalis, akademisi, LSM serta Baitul Mal Aceh yang dimoderatori oleh Rizkika Lhena Darwin dari Aceh Institute.

Kegiatan ini bertujuan untuk menyerap pandangan dari para ahli dan elemen masyarakat sipil tentang peran ayah dalam konteks keluarga, ekonomi dan zakat, khususnya berkaitan dengan tradisi pada masyarakat Aceh.

"Kami mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Aceh Institute ini.

Baca juga: PT PIM Antar Langsung Bantuan ke Korban Banjir di Lokasi Pengungsian

Baca juga: Viral Bocah Jadi Wali Nikahkan Kakak Kandungnya di Banda Aceh, Ini Fakta Sebenarnya

Baca juga: Seorang Ibu Tewas Dianiaya Anak Kandung, Korban Dipukul dengan Kayu, Gara-gara Tak Masak Nasi

Meskipun diakui peran Ayah begitu besar dalam keluarga, tetapi khususnya dalam konteks pola asuh dan pengajaran bagi anak, peran ayah seringkali dikerdilkan.

Dan FGD yang diselenggarakan oleh Aceh Institute berhasil membuka narasi-narasi yang biasanya tidak pernah dibicarakan sebelumnya,” ungkap Komisioner Baitul Mal Aceh.

Peran ayah yang umumnya sebagai pencari nafkah di luar rumah membuat masa berkumpul bersama (quality time) anak, lebih kecil dibandingkan dengan ibu - yang umumnya - bekerja di rumah.

Akibatnya, para ayah didiskriminasi karena mengabaikan tanggung jawab keluarga.

Bahkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Erawati (2009) dan Hidayati (2020), posisi ayah seringkali dilupakan atau terlupakan dalam urusan pola mengasuh anak.

Padahal, menurut Pratikna (2016), Halimi & Tsaury (2019), ayah adalah sosok yang mendisiplinkan dan menjaga tujuan akhir keluarga, influencer positif yang dikagumi diam-diam oleh anaknya, bahkan selalu dianggap pahlawan super dan ‘asset’ terpenting dalam suatu keluarga.

Atas dasar itu, beberapa rekomendasi yang dilahirkan dalam FGD ini menyebutkan bahwa pentingnya melibatkan peran ayah yang lebih besar dalam konteks pola asuh anak, serta mendorong hadirnya suatu kajian tentang pola asuh anak di Aceh yang berkaitan dengan keterlibatan ayah di dalamnya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved