Jadi Pimpinan Dayah Atas Restu Abu Tumin
Semasa hidupnya, Tgk H Mustafa Ahmad mulai mengajar di Dayah Madinatuddiniyah Darul Huda, Gampong Paloh Gadeng, pada tahun 1987
Semasa hidupnya, Tgk H Mustafa Ahmad mulai mengajar di Dayah Madinatuddiniyah Darul Huda, Gampong Paloh Gadeng, pada tahun 1987. Dayah salafi yang dipimpin Abu Paloh Gadeng tersebut didirikan 9 Agustus 1987 oleh Tgk H Ramli, seorang ulama di Kecamatan Dewantara, Aceh Utara bersama tokoh masyarakat setempat.
Sebelum mendirikan dayah tersebut, tokoh masyarakat Dewantara mengadakan musyawarah untuk menjemput Abu Paloh Gadeng yang saat itu menjadi guru ngaji di Dayah Al-Madinatuddiniyah Babussalam, Blang Bladeh, Kecamatan Jeumpa, Bireuen. Kedatangan tokoh Dewantara saat itu untuk menemui Abu Tumin (Tgk H M Amin Mahmuh), membawa misi yang mulia. Kepada Abu Tumin, mereka meminta seorang guru senior untuk memimpin dayah salafi yang sudah didirikan di Desa Paloh Gadeng.
“Ya benar, Abu dulu dijemput oleh tokoh masyarakat Dewantara di Dayah Abu Tumin Blang Bladeh,” ujar Sekretaris Dayah Madinatuddiniyah Darul Huda, Tgk Mukhtar A Rahman kepada Serambi, Rabu (16/12/2020).
Abu Tumin saat itu, mendukung sepenuh niat mulia dari tokoh masyarakat Dewantara. Lalu, Abu Tumin menunjuk Tgk H Mustafa Ahmad untuk memimpin dayah tersebut. Karena itu, Dayah Madinatuddiniyah Darul Huda Paloh Gadeng merupakan cabang dari Dayah Al-Madinatuddiniyah Babussalam Blang Bladeh.
Dayah Abu Paloh Gadeng mulai saat itu mulai berkembang pesat dengan terus bertambahnya bilik pengajian dan santri. Kini, dayah tersebut memiliki banyak alumni di sejumlah kabupaten/kota di Aceh. Bahkan, setiap tahun Dayah Madinatuddiniyah Darul Huda, Paloh Gadeng, mengadakan lomba baca kitab kuning dan sejumlah lomba lain serta melaksanakan silaturahmi dengan para alumni.
Sangat kehilangan
Bupati Aceh Utara, H Muhammad Thaib, merasa sangat kehilangan atas meninggalnya ulama kharismatik Aceh, Tgk H Mustafa Ahmad, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Abu Paloh Gadeng. “Saya sudah mengenal beliau sejak saya bekerja sebagai karyawan bagian gudang di PT Pupuk Iskandar Muda (PIM),” kata Bupati yang kerap disapa Cek Mad, ini kepada Serambi, Rabu (16/12/2020).
Saat itu, menurut Cek Mad, dirinya sering mengikuti pengajian bersama Abu Paloh Gadeng. “Sejak tahun 1990-an, saya sudah ikut pengajian dengan beliau di masjid,” katanya. Cek Mad juga mengaku, Abu Paloh Gadeng adalah ulama pertama yang didatangi ketika ia hendak mencalonkan diri sebagai Bupati Aceh Utara Periode 2012-2017. “Saya datangi beliau, agar mau mendoakan saya berhasil di pilkada,” kenang Bupati seraya menyatakan setelah itu baru ia mendatangi sejumlah ulama lain.
Cek Mad juga mengaku, selama ini dirinya sering datang ke kediaman Abu Paloh Gadeng untuk berkonsultasi jika memiliki persoalan dalam memimpin Aceh Utara. “Saya sering menanyakan masalah kepada Abu. Beliau tidak pernah menyalahkan orang lain dan tidak pernah memvonis orang lain ketika mengadukan persoalan. Beliau selalu menasehati saya dan memberi pencerahan ketika ada masalah,” ungkapnya.
Muhammad Thaib mengungkapkan, dirinya sempat mengunjungi Abu Paloh Gadeng ketika dirawat di Ruang ICU Rumah Sakit Kesrem Lhokseumawe. Karena kemarin (Selasa-red) tak sempat hadir, tambah Cek Mad, dirinya memerintahkan Waki Bupati Fauzi Yusuf untuk menjenguk dan melihat kondisi Abu Paloh Gadeng.
“Beliau adalah guru saya, beliau adalah ulama besar. Karena itu, saya pribadi dan secara pemerintahan, merasa sangat kehilangan atas meninggalnya Abu Paloh Gadeng. Semoga arwah almarhum mendapat tempat yang layak di sisi Allah SWT serta keluarga serta semua pihak tabah,” harap Cek Mad. (jaf)