Internasional
Tentara Ethiopia Bantai 40 Orang Setelah Pembantaian Warga Sipil Benishangul-Gumuz
Tentara Ethiopia menembak mati 40 pria yang diduga terkait dengan pembantaian 100 orang.
SERAMBINEWS.COM, ADDIS ABABA - Tentara Ethiopia menembak mati 40 pria yang diduga terkait dengan pembantaian 100 orang.
Termasuk anak-anak di wilayah Benishangul-Gumuz, lapor media pemerintah, Kamis (24/12/2020).
Lima pejabat pemerintah juga telah ditangkap atas pembunuhan itu, tambah laporan itu.
Para penyerang membakar rumah penduduk desa yang sedang tidur, dan menembak serta menikam orang dalam serangan pada Rabu (23/12/2020).
Serangan itu terjadi sehari setelah Perdana Menteri Abiy Ahmed mengunjungi wilayah tersebut.
Tidak jelas siapa para penyerang itu, tetapi mereka tampaknya menargetkan komunitas etnis minoritas yang dipandang sebagai pemukim di wilayah itu, kata kelompok hak asasi Amnesty International.
Ethiopia telah menyaksikan lonjakan kekerasan politik, etnis dan agama dalam beberapa tahun terakhir ini.
Jumlah pengungsi internal tertinggi di Afrika pada 2018, sekitar 1,8 juta orang.
Konflik sebagian besar dipicu oleh kelompok-kelompok yang menuntut lebih banyak tanah dan kekuasaan, dengan upaya mengusir orang yang mereka anggap sebagai orang luar.
Abiy menggambarkan pembantaian itu sebagai tragis.
Dia mengatakan pemerintah telah mengerahkan pasukan ke daerah itu untuk membantu menemukan solusi bagi konflik tersebut.
Media pemerintah tidak memberikan identitas dari 42 orang yang tewas dalam operasi militer tersebut untuk memburu para penyerang.
Dikatakan senjata, termasuk busur dan anak panah, telah disita, kata laporan itu.
Seorang wakil menteri di pemerintahan termasuk di antara lima orang yang ditangkap sehubungan dengan kekerasan tersebut, media pemerintah melaporkan.
Namun, tidak jelas apa sebenarnya tuduhan mereka.
Seorang juru bicara Komisi Hak Asasi Manusia Ethiopia kepada BBC mengatakan pria bersenjata menyerang desa Bekoji.
Wilayah Benishangul-Gumuz barat pada Rabu (23/12/2020) sekitar pukul 04:00 waktu setempat.
"Mereka turun ke sebuah desa dan ketika para korban sedang tidur, membakar rumah, tetapi juga menembak dan membunuh warga sipil," kata Aaron Maasho.(*)