Kilas Balik Tsunami Aceh 2004
16 Tahun Tsunami Aceh 2004 | Tong Sampah Selamatkan Dihra Dari Ganasnya Tsunami
Ketika air bah itu mengganas kebetulan Dihra sudah berada di atas bubung mobil labi-labi berkat diselamatkan seseorang yang disebutnya abang-abang.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Hanya sekali-kali terlihat menghisap cigaret (rokok).
Baca juga: Tuha Rilis Single Terbaru, Kenang Tsunami Aceh Lewat Musik dan Ilustrasi
"Menunggu anak saya Pak” kalimat pendek itu keluar dari mulutya ketika ditanya apa yang dikerjakan di situ.
Namun matanya masih terus lurus memandang ke arah lalu lalang kendaraan dan pejalan kaki.
"Saya sudah mencari kemana-mana anak saya tidak ada kabarnya. Saya nunggu di sini siapa tahu anak saya lewat," tambahnya pria yang mengaku bernama M Noor ini.
M Noor tinggal di Sigli, Kabupaten Pidie. Ia mengaku sudah enam hari di Banda Aceh untuk mencari anaknya Linawati (25).
Ia mengaku sudah tidak tahu lagi kemana untuk mencari anak satu-satunya.
la berharap dengan duduk di depan Masjid Raya Raya pusat kota Banda Aceh itu dapat menemukan anaknya.
"Siapa tahu dia lewat di sini," ujarnya pendek dengan pandangan tetap ke arah lalu lalang kendaraan dan pejalan kaki di depan Masjid Raya.
Penantianya di depan Masjid Raya itu sudah empat hari.
"Kami dua hari putar putar tidak ketemu. Terus nunggu di sini. Semoga nanti dia lewat, " harapnya dengan logat Aceh
Anak satu-satunya M Noor yang ditunggu-tunggu itu tinggal di daerah belakang Masjid Raya.
Daerah itu termasuk salah satu daerah yang parah tersapu ombak tsunami dan gempa.
Banyak masyarakat yang tinggal di kawasan Itu yang meninggal dan tidak diketahui identitasnya.
Baca juga: Taman Memorial Tsunami Direncanakan Jadi Taman Ramah Anak, Begini Tanggapan Bupati T Irfan TB
"Dia tinggal di belakang masjid sana pak. Dari sinikan dekat. Saya nunggu dia lewat sini," tambahnya lagi.