TOPIK
Kilas Balik Tsunami Aceh 2004
-
Dokumen Harian Serambi Indonesia di berbagai edisi pada bulan Januari 2005 telah menyimpan beberapa catatan bagaimana suasana lebaran yang berlangsung
-
Namun mobil labi-labi itu juga akhirnya tenggelam, kebetulan Dihra melihat tong sampah besar yang mengapung dan meloncat ke dalamnya.
-
Mengenang tsunami Aceh 2004, nasi goreng terakhir mama yang penuh air mata diceritakan Prof Darusman, guru besar Universitas Syiah Kuala (USK) kala it
-
Kisah pasangan suami istri yang hendak ke pantai Alue Naga namun dihadang oleh gelombang Tsunami pada 26 Desember 2004.
-
Cut Putri juga menceritakan, banyak orang asing dan media luar yang meminta hasil rekaman tersebut untuk mengabarkan kepada seluruh dunia.
-
Cut Putri juga menceritakan, banyak orang asing dan media luar yang meminta hasil rekaman tersebut untuk mengabarkan kepada seluruh dunia.
-
Kisah penyanyi Tanah Air, Titiek Puspa yang menangis ketika meninjau langsung Bumi Aceh empat hari setelah Tsunami.
-
Gelombang tsunami setinggi 30 meter menyapu pesisir Aceh 15 menit setelah gempa berkekuatan 9,3 SR yang terjadi di dasar Samudera Hindia.
-
Lokasi itu kini sudah dijadikan tempat wisata religi untuk membuktikan dahsyatnya gelombang Tsunami pada 26 Desember 2004 silam.
-
Banyak orang yang menyangka lagu Aneuk Yatim itu adalah lagu yang diciptakan dan dinyanyikan khusus oleh Rafly, terkait bencana tsunami.
-
Kisah-kisah menakjubkan saat tsunami Aceh 2004, mulai dari diselamatkan ular hingga bantuan boat dari buaya akan diulas kembali dalam tulisan berikut.
-
Kisah korban gempa dan tsunami yang berhasil diselamatkan setelah tergulung ombak dan tujuh hari tertimbun di reruntuhan.
-
Banyak yang mengira bahwa lagu Rafly Kande berjudul Aneuk Yatim da Ya Rabbana ini khusus dibuat untuk mengingat tsunami Aceh.
-
Kisah seorang ayah yang menanti kepualangan anak semata wayangnya di depan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh usai Tsuanmi menghantam Aceh.
-
Detik-detik gempa dan tsunami Aceh 2004, air mata yang tumpah di pagi Minggu penuh duka akan diulas kembali dalam tulisan ini.
-
Setelah gempa yang panjang dan memiliki magnitudo besar, gelombang pasang menyerbu pantai didahului surutnya air laut. Kemudian,diikuti oleh gelombang
-
Salah satu bukti betapa dahsyatnya gelombang tersebut adalah terhempasnya PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) Apung (terapung) milik PLN seberat
-
Permintaan hewan qurban menjelang Idul Adha 1425 H menurun drastis dibanding tahun sebelumnya. Di wilayah Kota Lhokseumawe misalnya, pada saat itu
-
Tuhan maha berkehendak. Teungku Sofyan (pada saat itu berumur 20 tahun) yang digulung ombak tsunami hingga beberapa kilometer.
-
Berikut kisah di balik lagi berjudul Aneuk Yatim dan Ya Rabbana. Lagu ini sempat viral pada saat tsunami Aceh 26 Desember 2004.
-
Lagu Aneuk Yatim dan Ya Rabbana itu menjadi sangat viral ketika bencana tsunami meluluhlantakkan Aceh pada 26 Desember 2004 lalu.
-
Ketika air bah itu mengganas kebetulan Dihra sudah berada di atas bubung mobil labi-labi berkat diselamatkan seseorang yang disebutnya abang-abang.
-
Saat tsunami, hampir sebagian besar wilayah di Serambi Mekkah rata dengan tanah, satu di antaranya ialah wilayah wisata Ulelheue.
-
Bencana tsunami menyimpan berbagai kisah, salah satunya kisah seorang istri yang melahirkan anak ketika tsunami menerjang.
-
Berikut satu di antara berbagai kisah masyarakat yang selamat dari maut badai tsunami, adalah Putri, ia berhasil selamat berkat memegang jerigen.
-
Tuhan maha berkehendak. Teungku Sofyan (pada saat itu berumur 20 tahun) yang digulung ombak tsunami hingga beberapa kilometer, ditemukan hidup.
-
Pria setengah baya berkulit hitam duduk di bawah pohon di seberang Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh.
-
PLTD Apung yang kini dijadikan sebagai salah satu monumen tsunami sekaligus obyek wisata di Kota Banda Aceh, beserta kisah dibaliknya.
-
sekelompok burung warna hitam terbang dari arah laut sesaat setelah gempa mengguncang Aceh hingga kemudian terjadi bencana tsunami
-
Refleksi 16 tahun Tsunami Aceh, Serambinews.com, menayangkan kembali arsip berita dari Harian Serambi Indonesia, edisi Kamis 13 Januari 2005.