Gajah Kembali Rusak Kebun Warga

Puluhan ekor gajah liar kembali memasuki perkampungan dan merusak kebun warga di Kecamatan Pintu Rime Gayo

Editor: hasyim
Serambi/Budi Fatria
Warga mengecek lokasi kebun yang dirusak gajah di Dusun Sosial Menderek Desa Alur Gading, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah. Foto direkam Jumat (25/12/2020). 

REDELONG - Puluhan ekor gajah liar kembali memasuki perkampungan dan merusak kebun  warga di Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, dalam sepekan terakhir. Warga pun menderita kerugian lantaran puluhan hektare kebun rusak. Kini mereka harus berjaga setiap malam agar pengrusakan tidak terus berlanjut.

Sebelumnya, konflik gajah liar di Bener Meriah sempat mereda dalam beberapa bulan. Namun  kini satwa dilindungi itu kembali merusak rumah dan kebun milik warga.

Gajah liar yang diperkirakan berjumlah puluhan ekor itu terpencar dalam tiga kelompok. Ada yang beraksi di Kampung Alur Gading, Alur Cincin, dan juga di kawasan Blang Rakal, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah.

Kepala Dusun Sosial Menderek, Nasruddin kepada Serambi mengatakan, gajah liar yang merusak kebun dan rumah warga di Dusun Menderek, Kampung Alur Gading, berjumlah tiga ekor. Sisanya tidak diketahui jumlahnya.

“Yang terlihat sebanyak tiga ekor, satu jantan, satu induk, dan satunya lagi anaknya,” ujar Kadus Menderek, Nasruddin. Aksi binatang yang dilindungi itu sangat merugikan masyarakat. Puluhan hektar kebun yang ditanami pisang, pinang, durian, cokelat, dan sauh, habis dirusak gajah liar. Yang paling banyak dirusak adalah batang pinang dan pisang,” ungkapnya.

Bukan cuma kebun, gajah juga mengincar rumah, di antaranya milik Nasruddin dan Subandri.

Ia menambahkan, sejauh ini masyarakat di Dusun Menderek tidak ada yang mengungsi. Mereka menjaga perkampungan sehingga sebagian tanaman yang tersisa bisa diselamatkan.

“Setiap malam saya mengkoordinir warga untuk menjaga perkampungan agar tidak dimasuki gajah liar. Kami berpatungan menggunakan uang pribadi untuk membeli berbagai keperluan seperti mercon, sehingga gajah liar bisa digiring secara manual,” tutupnya.

Digiring Secara Manual

Sementara itu, Kepala CRU DAS Peusangan, Syahrul Rizal melalui sambungan telepon kepada Serambi, Minggu (27/12/2020), membenarkan bahwa saat ini puluhan gajah liar kembali memasuki perkampungan dan merusak kebun milik warga di Kecamatan Pintu Rime Gayo.

“Hari ini saya juga baru menerima kabar dari masyarakat Kampung Alur Cincin, ada gajah liar yang masuk ke kebun warga,” ungkapnya.

Menurut Syahrul, tim Conservation Response Unit (CRU) DAS Peusangan bersama dengan tim delapan dibantu pihak Muspika Kecamatan Pintu Rime Gayo membutuhkan waktu beberapa hari melakukan penggiringan gajah liar secara manual di kawasan Teget, yakni menggunakan mercon. “Khusus di Teget, sudah tiga hari rutin digiring secara manual,” sebutnya.

Disebutkan, konflik gajah liar di Bener Meriah berintensitas tinggi. Ada beberapa titik lokasi yang dimasuki gajah, sehingga sangat menyulitkan tim dalam penggiringan. “Berdasarkan laporan yang saya terima, ada tiga lokasi yang saat ini terjadi konflik. Gajah liar terpencar dalam tiga kelompok, yang diperkirakan berjumlah puluhan ekor,” jelasnya.(bud)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved