Otomotif
Industri Otomotif Jepang Bisa Kehilangan Daya Saing, Mobil Listrik Mulai Digemari
Peralihan cepat industri otomotif Jepang ke teknologi listrik telah membuat khawatir produsen otomotif Sebelumnya, Jepang telah berencana
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Peralihan cepat industri otomotif Jepang ke teknologi listrik telah membuat khawatir produsen otomotif.
Sebelumnya, Jepang telah berencana menghentikan penjualan mobil mesin konvensional pada 2030.
Hal ini dilakukan karena tren mobil listrik yang mulai mengakar di seluruh dunia.
Beberapa negara di Eropa, seperti Inggris dan Belanda juga telah melarang mobil bermesin konvensional pada tahun tersebut.
Terlebih revolusi kendaraan listrik telah memberi produsen mobil AS Tesla kapitalisasi pasar yang lebih besar daripada Toyota Motor.
Sementara perusahaan China seperti CATL telah memimpin pasar untuk baterai EV.
Langkah ini rupanya mendapat kritikan dari sejumlah eksekutif merek otomotif Jepang.
Baca juga: Nissan Hadirkan Mobil Listrik Ganda, Note e-Power AWD
Presiden Toyota Akio Toyoda, yang menjadi ketua Asosiasi Produsen Mobil Jepang, mengatakan, peralihan cepat ke kendaraan listrik dapat melumpuhkan industri mobil.
Untuk diketahui, produsen otomotif Jepang berhasil menghasilkan jutaan mobil yang menggunakan mesin bakar internal tiap tahunnya.
Menurut Toyoda, peralihan dari mesin bertenaga bensin ke kendaraan berteknologi listrik dinilai terlalu tergesa-gesa.
City Hatchback Tanpa 1.000 cc Turbo, Honda Nilai 1.500 cc Sudah Sesuai Pasar Indonesia |
![]() |
---|
Honda Brio RS Urbanite Dapat Insentif Pajak, Harga Hampir Sama RS Biasa |
![]() |
---|
Akhirnya, Honda Resmi Luncurkan City Hatchback, Ini Deretan Fitur Barunya |
![]() |
---|
Daihatsu Xenia Dapat Insentif Pajak Rp 14 Juta Plus Insentif Diler |
![]() |
---|
Honda Nilai Jazz Kurang Direspon Pasar, City Hatchback Menjadi Penggantinya |
![]() |
---|