Perang Narkoba
Gubernur Sebut Butuh Gerakan Masif Perangi Narkoba
“Sudah saatnya kita membangun gerakan yang masif, menyeluruh untuk mencegah peredaran gelap narkoba," kata Nova Iriansyah.
Penulis: Subur Dani | Editor: Nasir Nurdin
“Sudah saatnya kita membangun gerakan yang masif, menyeluruh untuk mencegah peredaran gelap narkoba," kata Nova Iriansyah.
Laporan Subur Dani | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Peredaran gelap narkoba adalah ancaman nyata bagi masyarakat. Oleh karena itu, butuh upaya bersama dari seluruh komponen bangsa untuk memutus peredaran barang haram tersebut.
Penegasan ini disampaikan oleh Gubernur Aceh Nova Iriansyah dalam sambutannya pada konferensi pers pengungkapan jaringan narkoba internasional dengan barang bukti 61 kg sabu oleh personel gabungan Polda Aceh, di Aula Serbaguna Mapolda Aceh, Rabu (6/1/2021).
“Sudah saatnya kita membangun gerakan yang masif, menyeluruh untuk mencegah peredaran gelap narkoba. Seluruh elemen bangsa, seluruh organisasi dan lembaga harus mendukung upaya ini, karena narkoba adalah ancaman nyata yang dapat merusak generasi penerus dan masa depan bangsa,” ujar Nova.
Dalam sambutannya, Gubernur juga mengajak insan pers untuk terus mendukung pemerintah dalam mensosialisasikan bahaya narkoba kepada masyarakat.
Baca juga: Alhamdulillah,Tersedia Rp 900 Juta untuk Umrahkan 28 Pimpinan Balai & Dayah Teladan Lhokseumawe 2020
“Terima kasih atas dukungan selama ini. Mohon dukungan insan pers untuk terus membantu pemerintah dan aparatur hukum pada segala kegiatan yang berkaitan dengan kampanye dan sosialisasi terhadap pencegahan narkoba,” imbau Gubernur.
Dari satu sisi Pemerintah Aceh prihatin dengan penangkapan tersebut, tapi di sisi lain, kata Nova, pihaknya tentu harus mengapresiasi Polda Aceh dan seluruh jajaran yang telah berhasil mengungkap dan mengamankan para tersangka beserta barang bukti.
Baca juga: Tribunnews.com Masuk Kategori Media Online Terbaik, Raih Penghargaan Adam Malik Awards 2021
"Berdasarkan penjelasan Pak Kapolda tadi, bahwa dengan diamankannya 61 kg sabu ini, maka sebanyak 488 ribu jiwa berhasil terselamatkan dari pengaruh buruk narkoba. Oleh karena itu, saya atas nama seluruh rakyat Aceh mengapresiasi kinerja Kapolda dan seluruh jajaran,” kata Nova.
Gubernur mengingatkan, selama ini para mafia terus berusaha menyelundupkan narkoba ke Aceh. Oleh karena itu, upaya pemberantasan harus ditangani secara menyeluruh hingga tuntas, karena penyalahgunaan narkoba tidak melihat usia.
Bahkan saat ini, peredaran narkoba banyak menyasar kaum milenial.
Baca juga: Nicholas Sean Anak Ahok Jadi Calon Dokter, Banjir Ucapan Selamat, Pamer Momen Sidang Skripsi
“Langkah dan upaya dalam memerangi narkoba tak bisa hanya diserahkan kepada Pemerintah dan Instansi terkait saja, akan tetapi memerangi narkoba harus menjadi tugas kita bersama, sehingga kita semua turut bertanggung jawab terhadap keselamatan generasi Aceh di masa depan,” imbuh Gubernur.
Pada kesempatan yang sama, Kapolda Aceh Irjen Pol Wahyu Widada, menjelaskan kronologi penangkapan 5 orang tersangka dan barang bukti narkoba jenis sabu jaringan internasional seberat 15 kg di terminal Lhoksukon. Berdasarkan pengembangan, jajaran Polda Aceh kembali meringkus seorang tersangka lagi di lokasi terpisah dengan barang bukti 46 kg sabu.
Baca juga: Tim Peucrok Kembali Gelar Operasi Yustisi di Banda Aceh, Ini Lokasinya
“Total ada 61 kg sabu, 6 tersangka, 1 unit mobil dan senjata api berhasil kita amankan. Di satu sisi, ini prestasi seluruh jajaran, namun di sisi lain kita tentu prihatin dengan keberhasilan pengungkapan sabu jaringan internasional ini, karena ini membuktikan bahwa Aceh masih menjadi sasaran para mafia narkoba,” ujar Kapolda.
Mengingat buruknya pengaruh narkoba bagi generasi muda Aceh, Kapolda meminta Kajati Aceh yang juga hadir dalam konferensi pers untuk menjerat para tersangka dengan ancaman hukuman maksimal.
“Hukum yang seberat-beratnya karena apa yang mereka lakukan sangat merusak generasi muda Aceh,” tegas Kapolda. (*)