Abu Bakar Baasyir Bebas

Pernah Terlibat Pelatihan Teroris di Aceh, Pengaruh Abu Bakar Baasyir Kini Dinilai Mulai Berkurang

Pemimpin JAT ini dinyatakan terbukti terlibat pelatihan militer kelompok teroris di Aceh, dan ditahan sejak Agustus 2010.

Editor: Taufik Hidayat
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Mantan terpidana kasus terorisme Abu Bakar Ba'asyir berada di dalam mobil saat meninggalkan Lapas Khusus Kelas IIA Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (8/1/2021). Abu Bakar bin Abud Ba'asyir alias Abu Bakar Ba'asyir resmi bebas dari penjara setelah menuntaskan 15 tahun masa pidananya atas tindak pidana terorisme. Abu Bakar Baasyir resmi bebas murni pada Jumat (8/1/2021) pukul 05.21 WIB. Mengapa dilakukan pagi-pagi? 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah pengamat menilai pemimpin Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Abu Bakar Baasyir tidak akan berdampak signifikan terhadap gerakan terorisme di Indonesia, karena dianggap sudah tidak lagi berada dalam komando JAT.

Setelah menjalani pidana penjara selama 15 tahun dikurangi dengan remisi 55 bulan, Abu Bakar Baasyir resmi bebas murni pada Jumat sekitar pukul 05.30 WIB dari Lembaga Pemasyarakatan Gunung Sindur.

Baasyir divonis 15 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan 16 Juni 2011 karena melanggar Pasal 15 jo 7 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

Pemimpin JAT ini dinyatakan terbukti terlibat pelatihan militer kelompok teroris di Aceh. Dia ditahan terkait kasus ini pada Agustus 2010.

Sebelumnya, Baasyir juga pernah divonis dua tahun enam bulan karena terkait dengan serangan bom Bali 2002. Dia kemudian bebas pada Juni 2006.

Pada Jumat, Baasyir dijemput hanya oleh keluarga dan kuasa hukumnya, kemudian langsung bertolak ke Pondok Pesantren Al-Mukmin Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Keluarga telah menyatakan akan mendukung apabila Baasyir ingin berdakwah setelah bebas, meski menurut Abdul Rochim —putra bungsu Baasyir—, ayahnya tidak mungkin beraktivitas seperti dulu karena faktor usia dan fisik.

Baca juga: Abu Bakar Baasyir Resmi Bebas Hari Ini, Mengapa Dilakukan Pagi-pagi?

Baca juga: VIDEO Abu Bakar Baasyir Bebas Murni Dari Lapas Gunung Sindur

Baca juga: FOTO - Pembebasan Abu Bakar Baasyir Setelah Dihukum 15 Tahun Penjara di LP Khusus Gunung Sindur

Pengamat terorisme Al Chaidar mengatakan bebasnya Baasyir tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan lantaran tidak lagi memiliki pengaruh signifikan.

Menurut dia, Baasyir telah ditinggalkan oleh banyak pengikutnya karena karakter Baasyir sebagai pemimpin yang “populis dan oportunis".

“Dia keluar sebagai pemimpin yang sudah tua renta, seperti keluar dari planet lalu mengambang. Tidak mengakar dan tidak mencantol ke atas,” kata Al Chaidar kepada Anadolu Agency, Jumat.

“Al Qaeda sudah tidak mau membantu lagi, akar ke bawahnya sudah hilang juga. Pengikutnya tinggal sedikit, mungkin hanya satu persen, itu pun atas nama kemanusiaan,” lanjut dia.

Al Chaidar menjelaskan, pendukung Baasyir telah banyak berpaling sejak dia meninggalkan Jemaah Islamiyah (JI) dan bergabung dengan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI).

Sikap Baasyir yang kemudian mengkritik sistem organisasi MMI sebagai sistem Yahudi juga membuat dia kehilangan pengikut.

Baasyir setelah itu meninggalkan MMI dan mendirikan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT). Namun dia juga meninggalkan JAT dan berbaiat kepada Daesh sekaligus bergabung dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) setelah berkenalan dengan Aman Abdurrahman.

Keputusan Baasyir untuk berbaiat kepada Daesh membuat pendukungnya di JAT kecewa dan Al-Qaeda menarik dukungan terhadap Baasyir.

“Karena dia berafiliasi kepada ISIS yang takfiri, itu kan musuh bebuyutan Al-Qaeda. Itu mengakibatkan pengikutnya di JAT kecewa, pendukungnya terus berkurang,” ujar Al Chaidar.

Baca juga: Seorang Pria Gali Kuburan Untuk Mencari Harta Karun, Terancam Hukuman 12 Tahun Penjara

Baca juga: Tak Pernah Terpikirkan, Wanita Ini Bagikan Tips Memotong Mangga Tak Lazim di TikTok

Baca juga: Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 12, Login www.prakerja.go.id

Senada dengan Al Chaidar, Direktur Eksekutif Yayasan Prasasti Perdamaian, Taufik Andrie mengatakan pengaruh Baasyir tidak lagi signifikan seperti 10 tahun lalu karena kelompok-kelompok baru memiliki strategi baru pula.

“Kelompok-kelompok baru terasa lebih taktis dan strategis dalam prinsip-prinsip dan metode perjuangan, jauh meninggalkan pikiran-pikiran Baasyir yang mungkin sudah out of date,” kata Taufik kepada Anadolu Agency.

Meski Baasyir masih dihormati sebagai seorang pemimpin spiritual, Baasyir tidak lagi berada dalam konteks komando.

Baasyir bahkan telah cukup lama tidak mengeluarkan fatwa strategis dalam agenda jihad kelompok tertentu.

“Mungkin dalam kerangka memberikan inspirasi dan motivasi, bahwa perjuangan jihad harus selalu berkomitmen, sampai usia lanjut, Baasyir bisa jadi role model untuk itu,” kata Taufik.

“Tapi untuk hal-hal yang sifatnya strategi perjuangan dan dinamika jihad, rasanya sudah tidak relevan lagi,” tutur dia.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) berharap Baasyir dapat memberikan dakwah yang damai setelah bebas dari masa hukuman.

Direktur Penegakan Hukum BNPT Eddy Hartono mengatakan BNPT telah berkomunikasi dengan Baasyir, keluarganya dalam program deradikalisasi dan memberikan wawasan kebangsaan, wawasan keagamaan, juga kewirausahaan.

“Kami berharap Baasyir dapat memberikan dakwah yang damai dan menyejukkan,” kata Eddy.(AnadoluAgency)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved