Syekh Ali Jaber Meninggal
Kisah Syekh Ali Jaber yang Ingin Berdayakan Tunanetra di Aceh untuk Jadi Muazzin, Qari & Imam Shalat
Ulama sekaligus pendakwah asal Madinah, Arab Saudi, yang berkewarganegaraan Indonesia ini meninggal dunia di Rumah Sakit Yarsi Jakarta pagi tadi
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Mursal Ismail
Ulama sekaligus pendakwah asal Madinah, Arab Saudi, yang berkewarganegaraan Indonesia ini meninggal dunia di Rumah Sakit Yarsi Jakarta pagi tadi sekitar pukul 09.00 WIB.
Laporan Masrizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kabar duka sedang menyelimuti Indonesia di awal tahun 2021.
Setelah tragedi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di laut pada Sabtu (9/1/2021) lalu, kini salah satu ulama besar di negara ini, Syekh Ali Jaber meninggal dunia pada Kamis (14/1/2021).
Ulama sekaligus pendakwah asal Madinah, Arab Saudi, yang berkewarganegaraan Indonesia ini meninggal dunia di Rumah Sakit Yarsi Jakarta pagi tadi sekitar pukul 09.00 WIB.
Syekh Ali Jaber dirawat setelah sebelumnya dinyatakan mengidap penyakit Covid-19, meski kesehatannya sempat dikabarkan membaik.
Kabar duka tersebut tersiar dengan cepat di berbagai media massa.
Baca juga: Oknum Keuchik di Manggeng, Abdya Ditemukan Polisi Teler Usai Hisap Ganja
Baca juga: Syekh Ali Jaber Meninggal, Beberapa Peninggalan Karya Tulisan Ulama Kelahiran Madinah di Indonesia
Baca juga: Mengenal Syekh Ali Jaber, Rela Pindah dari Tanah Kelahirannya di Madinah, Hinggga Wafat di Tanah Air
Sebelum masuk rumah sakit, Syekh Ali Jaber sempat akan datang ke Aceh untuk memenuhi undangan Pemerintah Aceh sebagai penceramah pada acara peringatan 16 tahun Tsunami Aceh, Sabtu 26 Desember 2020.
Kegiatan tahun itu dipusatkan di Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh dengan menerapkan protokol kesehatan untuk menghindari penularan wabah Covid-19 yang belum mereda.
Belakangan dikonfirmasi, Syekh Ali Jaber, batal hadir karena sakit dan digantikan oleh Prof Dr Fauzi Saleh SAg Lc MA, Guru Besar pada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Darussalam, Banda Aceh.
Jauh sebelum mendapat undangan sebagai penceramah peringatan 16 tahun Tsunami Aceh, Syekh Ali Jaber sudah pernah datang ke Banda Aceh pada medio 2017.
Saat itu, Syekh Ali Jaber memenuhi undangan Wali Kota Banda Aceh saat dijabat Illiza Sa'aduddin
Illiza dalam kegiatan peringatan maulid Nabi Besar Muhamamd Saw di Balai Kota pada Kamis, 26 Februari 2017.
Dalam kesempatan itu, juga dilaksanakan pembagian Al-Quran Braille digital untuk para tuna netra di Banda Aceh oleh Wali Kota Illiza Saaduddin Djamal bersama Syekh Ali Jaber dan Syekh Adel Al-Kalbani.
Alquran seharga Rp 1.250.000 ini dibagikan secara simbolis kepada 20 tuna netrasaja.
Sedangkan sisanya dibagikan setelah acara peringatan maulid selesai sesuai dengan data penerima yang telah dicatat sebelumnya oleh tim dari Pemerintah Kota Banda Aceh.
Untuk Banda Aceh, Al-Quran Braile digital ini disediakan sebanyak 200 unit. Kegiatan ini merupakan wujud kerjasama Pemko dengan Yayasan Ali Jaber Indonesia.
Wali Kota Illiza Sa’aduddin Djamal saat itu mengatakan sebagian dari Alquran Braille Digital ini juga akan diserahkan kepada tunanetra di kabupaten Aceh Besar, karena untuk Banda Aceh sudah melebihi.
Lanjut Illiza, pemberian Alquran tersebut merupakan kewajiban dari Pemko Banda Aceh sebagai bentuk perhatian kepada masyarakat dari kalangan tuna netra, di samping juga memperhatikan kesempatan kerja, pendidikan dan kesehatan bagi kalangan tunanetra.
Selain itu, Illiza berharap pemberian Al-qur’an itu juga untuk pencerdasan Al-quran bagi kalangan tuna netra sebagaimana layaknya masyarakat normal lainnya.
Sementara Syekh Ali Jaber mengatakan pemberian Al-Quran di Banda Aceh merupakan yang terbanyak dari yang diserahkan yayasannya selama ini.
“Misi kami ingin memberdayakan para tuna netra dan merasa lebih berkontribusi dalam kehidupan mereka.
Saya ingin membina mereka agar nanti muncul Muazzin, Qari, bahkan imam shalat. Nabi juga pernah mempunyai muazzin dari tunanetra,” kata Syeikh Jaber dalam ceramahnya saat itu. (*)