Berita Bener Meriah
Tertimbun Longsor, Ruas Jalan Nasional Bireuen-Takengon Terputus Selama Lima Jam
Akibatnya, ruas jalan utama yang menghubungkan tiga kabupaten di wilayah tengah itu, sempat terputus selama lima jam lebih.
Penulis: Budi Fatria | Editor: Nurul Hayati
Akibatnya, ruas jalan utama yang menghubungkan tiga kabupaten di wilayah tengah itu, sempat terputus selama lima jam lebih.
Laporan Budi Fatria | Bener Meriah
SERAMBINEWS.COM, REDELONG – Ruas jalan nasional Bireuen-Takengon kilometer 65, tepatnya Kampung Umah Besi, Kecamatan Gajah Putih, Kabupaten Bener Meriah, tertimbun tanah longsor yang terjadi Sabtu (16/1/2021) sekira pukul 11.30 WIB.
Akibatnya, ruas jalan utama yang menghubungkan tiga kabupaten di wilayah tengah itu, sempat terputus selama lima jam lebih.
Tebing yang longsor menutupi badan jalan sepanjang 25, meter dengan kondisi material tanah setebal sekitar satu meter.
Sehingga, tidak bisa dilalui kendaraan roda empat maupun roda dua.
Alhasil, sempat terjadi kemacetan panjang kendaraaan di lokasi kejadian dari arah Bireuen maupun Takengon menunggu proses pembersihan.
Apalagi, ruas jalan yang tertimbun longsor itu, merupakan akses utama dari Kabupaten Bireuen menuju Bener Meriah, Aceh Tengah, bahkan ke Kabupaten Gayo Lues.
Baca juga: Resmikan Empat Rumah Duafa, Pertamina Kembali Targetkan Bangun Lima Rumah di Aceh Tamiang
Berdasarkan keterangan yang berhasil dihimpun Serambinews.com, bencana tanah longsor yang menutupi ruas jalan nasional Bireuen-Takengon, terjadi sekitar pukul 11.30 WIB, tetapi baru bisa dilintasi kendaraan pukul 16.00 WIB.
Namun dalam proses pembersihan material longsoran, sempat terjadi penolakan dari warga setempat.
Pasalnya, penolakan warga terjadi lantaran di lokasi yang sama sudah dua kali terjadi longsoran.
Warga sempat meminta agar tebing jalan tersebut diturap.
Namun sampai dengan saat ini, permintaan masyarakat tidak dilaksanakan.
Sehingga, menimbulkan protes dari warga.
Apalagi, pada saat terjadi tanah longsor, nyaris menimpa salah seorang ibu-ibu yang sedang melintas di lokasi itu.
Kejadian itu, sempat membuat warga berang.
Sehingga timbul penolakan, ketika alat berat hendak membersihkan longsoran.
Lokasi itu, rawan terjadi longsor disamping karena tingginya curah hujan, juga adanya aliran irigasi diatas tebing jalan.
“Setelah kami melakukan mediasi dengan masyarakat, akhirnya alat berat diperbolehkan untuk membersihkan badan jalan yang tertimbun tanah longsor serta material bebatuan yang menutupi badan jalan,” kata Kapolres Bener Meriah, AKBP Siswoyo Adi Wijaya SIK melalui Kapolsek Timang Gajah, Ipda H Selode Ilen SE kepada Serambinews.com.
Baca juga: Suami Gerebek Istri Selingkuh dengan Pria Lain di di Penginapan Meulaboh
Sementara itu, Reje Kampung Umah Besi, Zum’ah Haji mengakui jika penolakan dari warga memang benar terjadi karena kawasan itu rawan longsor.
Sehingga warga meminta agar bisa dilakukan perbaikan tebing jalan berupa pembangunan turap.
“Kami khawatir, jika tidak segera ditindak lanjuti, akan menimbulkan korban jiwa kalau terjadi lagi tanah longsor,” katanya.
Menurutnya, untuk menyelesaikan persoalan perbaikan tebing badan jalan, pihaknya akan mendatangi DPRK Bener Meriah, untuk menyampaikan persoalan tersebut, agar bisa segera ditindak lanjuti.
“Ini merupakan permintaan masyarakat sehingga diperlukan perhatian dari pemerintah. Nanti Hari Senin, kami berencana akan menyampaikan ke pihak dewan Bener Meriah,” tuturnya.
Reje Kampung Umah Besi ini, menyebutkan, masyarakat sudah menuntut kepada pihak aparat kampung, apabila terjadi lagi musibah serupa dan menimbulkan korban jiwa, maka reje kampung harus bertanggung jawab.
“Untuk itu, saya berharap agar keluhan warga ini, bisa diperhatikan dan ditindak lanjuti pemerintah atau pihak berwenang,” pungkasnya. (*)
Baca juga: Disebut Berperan dalam Banyaknya Penalti Man United, Ini Respons Jose Mourino