Internasional
Pfizer Jamin Pasokan Vaksin Covid-19 Tidak Akan Ada Masalah
Perusahaan farmasi Pfizer Inc telah mempertahankan dosis kedua untuk masing-masing vaksinasi Covid-19 atas permintaan pemerintah federal AS,
SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Perusahaan farmasi Pfizer Inc telah mempertahankan dosis kedua untuk masing vaksinasi Covid-19 atas permintaan pemerintah federal AS,
Hal itu untuk mengantisipasi tidak ada masalah dalam pasokan ke Amerika, kata seorang juru bicara dalam sebuah pernyataan,
Dilansir Reuters, Minggu (17/1/2021), komentar Pfizer bertentangan dengan laporan Washington Post
Bahwa pemerintah federal menghabiskan cadangan vaksinnya pada akhir Desember 2021 dan tidak memiliki cadangan dosis yang tersisa.
Baca juga: Ini 11 Lokasi yang Direncanakan Tempat Penyuntikan Vaksin Covid-19 di Kota Lhokseumawe
"Operation Warp Speed telah meminta kami memulai pengiriman dosis kedua baru-baru ini," kata juru bicara itu.
"Kami memiliki semua dosis kedua dari pengiriman sebelumnya ke AS," tambahnya.
Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS tidak menanggapi permintaan komentar.
Pfizer telah mengirimkan lebih dari 15 juta dosis ke berbagai tujuan di seluruh Amerika Serikat.
Terutama ke Michigan dan berharap dapat memproduksi sekitar 2 miliar dosis di seluruh dunia pada tahun 2021, kata juru bicara tersebut.
Baca juga: Apakah Ada Atau Berisiko Vaksin Covid-19 untuk Ibu Hamil? Berikut Penjelasan Lengkap Ahli
Namun, Amerika Serikat telah berjuang memberikan vaksin yang telah didistribusikan.
Hanya sekitar 12 juta dari lebih dari 31 juta dosis yang telah dikirimkan telah diberikan, menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.
Kekurangan vaksin yang tersebar dilaporkan di garis depan AS dalam melawan pandemi virus Corona.
Mendorong setidaknya satu sistem perawatan kesehatan besar untuk membatalkan banyak janji temu orang yang berharap untuk diinokulasi.
Baca juga: Cara Mengatasi Takut Jarum Suntik ketika Divaksin Covid-19, Silakan Dicoba
Sebelumnya pada Jumat (15/1/2021), Pfizer mengumumkan akan ada dampak sementara pada pengiriman ke negara-negara Eropa pada akhir Januari hingga awal Februari 2021.
Disebabkan oleh perubahan proses manufaktur untuk meningkatkan produksi.
Sekitar sembilan dari 27 pemerintah di Uni Eropa mengeluhkan dosis yang tidak mencukupi.(*)