Guru Dayah di Aceh Utara Terbitkan Buku ‘Dzikir-Dzikir Cinta Rasul’
Tgk Khaidir Ali dengan nama pena Akhul Islam El-Sawanji berhasil menulis sebuah buku berjudul ‘Dzikir-Dzikir Cinta Rasul.’
"Buku ini saya tulis dan terjemahkan sebagai panduan membaca kitab Dalail Khairat, Qasidhah Burdah, dan Qasidhah Islami," ungkap Tgk Khaidir Ali.
Tgk Khaidir Ali dengan nama pena Akhul Islam El-Sawanji berhasil menulis sebuah buku berjudul ‘Dzikir-Dzikir Cinta Rasul.’ Buku karya guru Dayah Raudhatul Ma'arif, Cot Trueng, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara, tersebut merupakan kumpulan dalail khairat dan Qasidah Burdah. Buku tersebut merupakan risalah penenteram jiwa, ungkapan cinta terindah kepada Allah SWT dan Rusulullah SAW.
Buku ini diterjemahkan dari kitab Dalail Khairat karya Syaikh Muhammad bin Sulaiman Al-Jazuli, penulis kenamaan asal Maghribi, Afrika, yang dipadu dengan terjemahan kitab Qashidah Burdah karya Syaikh Muhammad bin Zaid Al-Bushairy, penulis kitab masyhur kelahiran Dallas, Maroko. Kedua kitab tersebut sangat akrab di kalangan santri Aceh. Sebab, karya tersebut sering dibaca di majelis zikir dan dilantunkan pada peringatan maulid Nabi Muhammad SAW.
Buku yang ber-ISBN tersebut melengkapi khazanah buku-buku Islam dalam katalog perpustakaan nasional. Kata sambutan dalam buku itu ditulis oleh beberapa ulama muda Aceh, seperti Tgk Dr Safriadi SHI MA (Sekretaris Umum dan Mudir Ma'had Aly LPI Raudhatul Ma'arif Cot Trueng), Abi H Zahrul Mubarrak MPd (Abi Mudi Samalanga), Ustaz Abuya Habibie Waly Al-Khalidy STH (cucu dari Abuya Muda Waly Al-Khalidy), dan ulama Tanah Jawa, Romo KH Muhammad Anwar Manshur, pengasuh utama Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiien Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur.
Tgk Khaidir Ali, dalam rilisnya kepada Serambi, Minggu (17/1/2021), mengatakan, pembacaan kitab Dalail Khairat dan Qasidah Burdah sudah membudaya di kalangan masyarakat muslim, mulai dari anak-anak hingga orang tua. "Buku ini saya tulis dan terjemahkan sebagai panduan membaca kitab Dalail Khairat, Qasidhah Burdah, dan Qasidhah Islami," ungkap Tgk Khaidir Ali seraya menyatakan beberapa penulis Aceh dan pegiat literasi ikut memberi komentar dalam buku tersebut. (bah)