Berita Aceh Timur
Habib Muhammad Meninggal Sehari Usai Peresmian Masjid, Sempat Shalat dan Tunjuk Lokasi Makam
“Meninggal di Aceh adalah keinginan almarhum sendiri, makamnya ditunjuk sendiri. Nanti kalau Abah meninggal makamkan di sini, Abah mau pulang, tapi...
Penulis: Seni Hendri | Editor: Nurul Hayati
“Meninggal di Aceh adalah keinginan almarhum sendiri, makamnya ditunjuk sendiri. Nanti kalau Abah meninggal makamkan di sini, Abah mau pulang, tapi nunggu peresmian masjid Ba'alawi,” ungkap Habib Mukhsin, mengutip pembicaraanya dengan almarhum semasa hidupnya.
Laporan Seni Hendri | Aceh Timur
SERAMBINEWS.COM, IDI – Aceh kembali berduka.
Salah satu ulama Kharismatik Aceh keturuan Nabi Muhammad SAW Al Habib Muhammad Bin Ahmad Al-Athas meninggal dunia, di kediamannya, di Desa Pucok Alue Dua, Kecamatan Simpang Ulim, Aceh Timur.
“Almarhum meninggal dunia Senin (18/1/2021) dini hari pukul 00.02 WIB. Almarhum meninggal dunia di usia 83 tahun, sejak kelahirannya 1938 lalu,” ungkap Said Saiful Al-Kadri, kerabat dekat almarhum yang juga Ketua Panitia Masjid Ba’alawi, kepada Serambinews.com, usai pemakaman almarhum.
Dimakamkan di komplek masjid
Baca juga: Innalillahi Wainnailaihi Rajiun, Ibunda Bupati Nagan Raya Meninggal Dunia di Usia 103 Tahun
Amatan Serambinews.com di lapangan, jenazah ulama yang dikenal tawadhu ini dimakamkan selesai shalat zuhur.
Almarhum dimakamkan di Komplek Masjid Ba’alawi yang berjarak sekitar 50 meter dari bangunan masjid.
Prosesi pemakaman selesai pukul 14.00 WIB.
Sebelum memasuki shalat zubur, pukul 11.00 WIB, setelah dimandikan dan dikafani di rumah almarhum yang berjarak 50 meter dengan masjid.
Lalu, jenazah almarhum dibawa ke masjid, untuk dishalatkan.
Shalat jenazah pertama ini diimami oleh Habib Saleh, yaitu orang terdekat almarhum.
Ramainya jamaah yang hadir dari berbagai daerah di Aceh, Sumatera, bahkan dari Pulau Jawa, sehingga jamaah terpaksa melaksanakan shalat terhadap jenazah berulang kali.
Usai zuhur, jenazah juga kembali dishalatkan dan shalat jenazah terakhir sebelum dimakamkan dipimpin oleh Tgk H Muhammad Ali atau Abu Paya Pasi.
Selain dihadiri Abu Paya Pasi, juga dihadiri sejumlah ulama kharismatik Aceh lainnya.
