Pohon Tumbang, Pondasi Jembatan Ambruk, Rekahan Tanah di Lamkleng Makin Luas
Meningkatnya debit air Krueng Aceh akibat hujan deras yang mengguyur sepanjang dua hari kemarin telah membuat rekahan tanah di Gampong
JANTHO - Meningkatnya debit air Krueng Aceh akibat hujan deras yang mengguyur sepanjang dua hari kemarin telah membuat rekahan tanah di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, semakin meluas.
Tanah yang turun bervariasi 2 hingga 3,5 meter lebih. Puluhan meter badan jalan aspal ambruk, sehingga yang tersisa hanya 1,5 meter. Sejumlah pohon kayu juga mulai bertumbangan ke jalan.
"Kami terkejut, pada pukul 03.00 dini hari hujan deras, pohon kayu bertumbangan," ujar tokoh masyarakat Gampong Lamkleng, Bakhtiar, kepada Serambi, Rabu (20/1/2021).
Kondisi tanah bergerak saat ini ia sebutkan semakin parah karena hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut. Meski masyarakat sudah diungsikan dari lokasi rawan, tetapi kecemasan tetap saja ada, apalagi kondusi air sungai yang semakin meninggi.
Hal lainnya yang juga perlu mendapat perhatian pemerintah adalah terkait kondisi warga yang mengungsi. Bakhtiar mengatakan, hingga sata ini di lokasi pengungsian belum tersedia dapur umum. "Kami mulai tadi pagi tidak makan dan udah pukul 13.30 WIB tidak ada juga dapur umum," ujar warga yang mengungsi kepada Serambi, Rabu (20/1/2021).
Keuchik Lamkleng, Muhammad Fajri, menyebutkan, ada sekitar 18 kepala keluarga yang mengungsi. Mereka pulang ke rumahnya saat siang dan kembali tidur di tenda pengungsian saat malam. “Hanya saja, hari ini akibat hujan deras dan angin, tenda dibuka dan akan dipasang kembali setelah lantai tempat berdiri tenda kering,” imbuhnya.
Kasi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Dinsos Aceh Besar, Muzakkir Rasyid atau yang akrab disapa Cekboy, membenarkan bahwa saat ini belum dibuat dapur umum. Hal itu dikarenakan masyarakat Gampong Lamkleng hanya satu tenda yang terlihat mengungsi. “Kalau mereka mengungsi di tenda-tenda, akan disediakan dapur umumnya," kata Cek Boy.
Pondasi jembatan
Di sisi lain, pondasi jembatan gantung di Gampong Lamkleng yang menghubungkan ke Gampong Tutui, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, ambruk pada Rabu (20/1/2021) dini hari akibat meluapnya Krueng Aceh. Kondisi itu dikhawatirkan bakal mengancam jembatan sepanjang 120 meter tersebut.
"Kami terkejut mendengar suara pondasi jembatan Lamkleng ambruk ke Krueng Aceh," ujar tokoh masyarakat setempat, Mawardi, kepada Serambi, Rabu (20/1/2021).
Mawardi mengatakan, jembatan itu merupakan jembatan yang paling sering dilalui masyarakat. Karena itu ia berharap pondasi jembatan bisa secepatnya diperbaiki agar jembatan tidak ambruk. “Kami berharap pihak Balai Wilayah Sungai Sumatera I membangun bronjong atau tembok penahan tebing agar tidak ambruk,” ujarnya.
Selain itu, akibat Krueng Aceh yang meluap, lahan pertanian masyarakat dikatakannya juga mulai terkikis, dan ini juga mengancam jembatan gantung yang menghubungkan dua desa tersebut. Mawardi mengatakan, jembatan gantung itu pernah ambruk pada tahun 2000.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPRA, Muchlis Zulkifli ST, meminta Dinas PUPR Aceh dan Balai Wilayah Sungai Sumatera I (BWSS) segera menangani secara darurat jembatan gantung Lamkleng.
"Pondasi jembatan ambruk, ini harus ditangani secepatnya agar jangan sampai meluas," ujar Anggota DPRA Dapil I yang juga Ketua Fraksi PAN DPRA ini.
Menurut Muchlis yang akrab disapa Ngoh ini, di lokasi jembatan itu, alur Krueng Aceh harus dipindahkan agar jangan meluas. Apalagi saat ini perkebunan masyarakat mulai amblas akibat ganasnya Krueng Aceh.
Selain itu perlu dibangun bronjong permanen di daerah-daerah rawan amblas dan memperbaiki pondasi yang ambruk. "Saya minta Balai Wilayah Sungai dan PUPR Aceh segera turun ke lapangan," pinta Muchlis Zulkifli ST yang juga Ketua DPD PAN Aceh Besar ini.(as)