Internasional
Warga Arab Saudi Lihat Ledakan di Udara, Drone Houthi Targetkan Ibu Kota Riyadh
Kerajaan Arab Saudi, Sabtu (23/1/2021) mengatakan kembali berhasil mencegat rudal atau serangan pesawat tak berawak di ibu kotanya, Riyadh.
SERAMBINEWS.COM, RIYADH - Kerajaan Arab Saudi, Sabtu (23/1/2021) mengatakan kembali berhasil mencegat rudal atau serangan pesawat tak berawak di ibu kotanya, Riyadh.
Serangan terbaru itu terjadi di tengah perang kerajaan selama bertahun-tahun melawan milisi Houthi yang bertetangga dengan Yaman.
Pengguna media sosial memposting video tentang apa yang tampak seperti ledakan di udara di Riyadh.
TV Saudi mengutip pihak berwenang di kerajaan yang mengakui intersepsi tersebut.
Baca juga: Arab Saudi Berhasil Mencegat Serangan Drone Milisi Houthi
Yahia Sarei, Juru Bicara Militer Houthi mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat, pemberontak tidak melakukan serangan ke Arab Saudi dalam 24 jam terakhir.
Kedutaan Besar AS di Riyadh mengeluarkan peringatan kepada orang Amerika.
Meminta mereka untuk "tetap waspada jika terjadi serangan tambahan di masa mendatang.
Houthi telah menguasai ibu kota Yaman dan utara, tempat mayoritas penduduk tinggal, sejak September 2014.
Arab Saudi dan sekutunya melancarkan perang melawan mereka pada Maret 2015 untuk mendukung pemerintah Yaman yang diakui secara internasional.
Perang telah menemui jalan buntu selama bertahun-tahun.
Baca juga: Arab Saudi Nilai Iran Sebagai Musuh Utama, Telah Menyebarkan Malapetaka di Timur Tengah
Riyadh telah menjadi sasaran serangan rudal sporadis saat itu,.
Sebaliknya, Houthi juga telah meluncurkan serangan rudal dan drone.
Koalisi yang dipimpin Saudi telah menghadapi kecaman internasional yang meluas atas serangan udara.
Telah menewaskan ratusan warga sipil dan mencapai sasaran non-militer, termasuk sekolah, rumah sakit, dan pesta pernikahan.
Baca juga: Insinyur Militer Wanita Arab Saudi Pecahkan Hambatan Gender
Pakar Barat, Arab Saudi dan AS mengatakan Iran telah memasok senjata, termasuk rudal balistik ke Houthi.
Tetapi, Iran terus membantahnya, meskipun perangkat dalam senjata tersebut terhubung ke Teheran.(*)