Internasional

Arab Saudi Nilai Iran Sebagai Musuh Utama, Telah Menyebarkan Malapetaka di Timur Tengah

Kerajaan Arab Saudi sudah menjadikan Iran sebagai musuh utama, degan tuduhan meyebarkan malapetaka dan kehancuran di Timur Tengah.

Editor: M Nur Pakar
Foto: Saudi Press Agency
Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengadakan konferensi pers bersama dengan mitranya dari Rusia, Sergey Lavrov, di Moskow selama kunjungan resmi ke Rusia pada 14 Januari 2021. 

SERAMBINEWS.COM, MOSKOW - Kerajaan Arab Saudi sudah menjadikan Pemerintah Iran sebagai musuh utama, degan tuduhan meyebarkan malapetaka dan kehancuran di Timur Tengah.

Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan menyampaikan hal itu saat melakukan kunjungan ke Moskow pada Kamis (14/1/20210).

Dia menuduh Iran telah menyebarkan malapetaka dan kehancuran di Timur Tengah, seperti dlansir Saudi Press Agency (SPA), Jumat (15/1/2021).

Berbicara dalam konferensi pers bersama dengan mitranya dari Rusia, Sergei Lavrov dia mengecam intervensi regional oleh rezim Iran.

Dia menegaskan harus dihadapi bersama untuk melindungi dan menguntungkan orang-orang yang tinggal di sana.

Baca juga: Israel Ubah Opsi Militer Terhadap Iran, Usai Joe Biden Ingin Lanjutkan Kesepakatan Nuklir

Dia menambahkan milisi proksi Teheran menghalangi upaya untuk mengakhiri perang di Suriah, dan kelompok Houthi yang didukung Iran di Yaman menghalangi upaya perdamaian di sana.

“Kerajaan memiliki visi yang ambisius: tidak hanya mencari pembangunan dan stabilitas Arab Saudi, tetapi juga seluruh kawasan dan rakyatnya," kata Pangeran Faisal.

Dia mengakui membutuhkan upaya bersama untuk menghentikan aktivitas yang merusak keamanan dan stabilitas Timur Tengah.

Lavrov mengatakan Rusia memahami kekhawatiran Saudi tentang Iran, dan menginginkan stabilitas di Teluk.

Dia menambahkan Moskow menginginkan dialog antara Iran dan negara-negara Teluk, bersama dengan langkah-langkah pembangunan berdasarkan kepercayaan.

Iran melakukan latihan angkatan laut dua hari di Teluk Oman pada Rabu dan Kamis (14/1/2021) saat angkatan laut negara itu meresmikan kapal militer terbesarnya.

Menurut media pemerintah, rudal jelajah ditembakkan oleh unit darat dan kapal perang.

Hamdan Al-Shehri, seorang analis politik Saudi dan pakar hubungan internasional, mengatakan kegiatan militer untuk menarik perhatian masyarakat internasional.

Rezim Iran telah memperhatikan perubahan pemerintahan di Washington minggu depan dan ingin mendorong fokus pada kesepakatan baru pada program nuklirnya.

Mirip dengan yang ditengahi oleh pemerintahan Obama pada 2015.

Baca juga: PBB Sebut Iran Melanggar Kesepakatan Nuklir, Terus Tingkatkan Pengayaan Uranium

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved