Gegara Puji Teman Kosnya 'Tumben Kok Ganteng Kali', Pria Ini Tewas Ditikam

Ia nekat membunuh teman kosnya bernama Susiato alias Yanto lantaran disebut ganteng.

Editor: Nur Nihayati
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi 

Ia nekat membunuh teman kosnya bernama Susiato alias Yanto lantaran disebut ganteng.

SERAMBINEWS.COM - Maksud hati baik ingin menyenangkan hati teman, apa daya balasannya nyawa melayang.

Tak selamanya pujian bisa membuat seseorang merasa senang.

Dipuji ganteng nyatanya malah membuat Kuna alias Bai naik pitam.

Ia nekat membunuh teman kosnya bernama Susiato alias Yanto lantaran disebut ganteng.

Yanto tewas di tangan teman satu kosnya, KS alias Kuna alias Bai (45). Warga Sumatera Utara itu membacok Susiato menggunakan parang.

Pembunuhan ini dipicu karena pelaku tersinggung saat dibilang ganteng oleh korban.

Baca juga: Simak Efek Minum Kopi, Bikin Gemukkah? Harus Cerdas saat Nongkrong di Kedai Kopi

Baca juga: Rambut Bisa Dihitamkan Pakai Ragam Bahan Alami Ini, Bawang Merah Hingga Mangga, Begini Caranya

Baca juga: Takut Jadi Janda, Perempuan Ini Bantu Suami Rudapaksa Teman Kerjanya, Begini Kronologisnya

"Korban bilang ke pelaku, ‘Tumben, kok, ganteng kali. Mau ke mana?’ Karena ucapan itu, membuat pelaku tersinggung," ungkap Kapolres Siak AKBP Gunar Rahadyanto kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Kamis (21/1/2021).

Kejadian ini bermula di sebuah tempat kos di Km 11 Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak, Riau. Di tempat itulah, KS dan Susiato menginap.

Pelaku dan korban sama-sama berasal dari Sumatera Utara, tetapi mereka tidak saling mengenal. Di tempat kos itulah awal mereka bertemu.

Senin (18/1/2021), setelah Susiato menyapa KS dengan sebutan “ganteng”, Susiato dan temannya yang bernama Soni Syah Dalimunthe hendak berangkat bekerja atau berjualan peralatan rumah tangga menuju ke Desa Maredan, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak.

Gunar menerangkan, pelaku kemudian membuntuti korban dengan mengendarai sepeda motor.

Korban ditusuk di perut

Pembacokan terjadi di Jalan Bakal, Desa Pinang Sebatang, Kecamatan Tualang. Saat tiba di tempat kejadian perkara (TKP) tersebut, pelaku langsung membacok korban dan temannya.

“Dua bacokan mengenai perut sebelah kanan korban, bacokan ketiga ke arah Soni dan mengenai Soni, dan kemudian Soni berhasil lari dari pelaku," jelas Gunar.

Soni yang dalam keadaan terluka meminta pertolongan kepada pengendara yang sedang melintas. Dia meminta bantuan untuk membawa Susiato yang terluka parah ke Puskesmas Koto Gasib di Siak.

Namun, dalam perjalanan menuju Puskesmas, nyawa Susiato tidak tertolong.

Kejadian itu kemudian dilaporkan ke Polres Siak.

Sementara itu, setelah membacok, pelaku langsung melarikan diri ke arah Pekanbaru. Berdasarkan informasi yang didapat Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Siak, KS ditangkap di Desa Batang Kumu, Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu.

"Pelaku sempat berusaha untuk melawan, tetapi berhasil kita amankan," ujar Gunar.

Gunar mengatakan, pelau dijerat dengan Pasal 340 KUH Pidana juncto Pasal 338 KUH Pidana, dengan ancaman pidana mati atau pidana penjara seumur hidup.

Pembunuhan Gegara Lagu Rhoma Irama

Nahas dialami M. Agung Kukuh (16) yang nyawanya melayang hanya gara-gara plesetan lagu dangdut Rhoma Irama.

Niat hati menghibur diri dengan melantunkan lagu 'Begadang' Rhoma Irama, M Agung Kukuh malah meregang nyawa di tangan temannya sendiri HS (16).

Insiden ini bermula saaat Agung menyanyikan lau dangdut di depan rumahnya di kawasan Kecamatan Ilir Barat II, Palembang.

Selang tak lama remaja lain yang juga masih teman dari Agung yang berinisial HS (16) melintas di depan rumah Agung.

Mengetahui salah satu temannya tersebut sedang melintas, Agung spontan mengubah lirik lagu Rhoma Irama tersebut.

Mendengar lirik lagu dangdut yang diubah oleh Agung, HS pun merasa tersinggung oleh isi dari lirik lagu yang diubah tersebut.

Pertengkaran pun tak terhindarkan, dua remaja tersebut saling adu mulut namun untungnya kawan-kawan lain yang berada di rumah Agung segara melerai.

Kronologi awal kejadian tersebut dituturkan oleh Kapolsek Ilir Barat II Palembang, Kompol Agus H yang dilansir dari Kompas.com.

"Korban dan pelaku sempat adu mulut, karena korban mempelesetkan lagu itu dengan kata-kata ejekan. Namun, saat itu dilerai oleh teman-teman mereka," kata Agus, saat gelar perkara, Sabtu (23/11/2019), dikutip dari Kompas.com.

Melihat adanya HS, Agung pun langsung menghampiri kawannya tersebut.

Bukannya bercenkrama atau bercanda dengan HS, Agung justru menghunuskan sebuah pisau yang telah ia bawa olehnya.

HS dalam keadaan tertusuk tak tinggal diam, ia juga ikut menancapkan pisau yang ia bawa ke tubuh korban untuk balas dendam.

Tusukan HS kepada temannya, Agung tersebut membuat korban tak sadarkan diri hingga meninggal dunia.

Mengetahui korban meninggal akibat tusukan pisau olehnya HS kemudian bersiap untuk melarikan diri ke Palembang.

Namun upaya pelarian tersebut tercium oleh aparat kepolisian yang langsung menggelandangnya ke kantor polisi.

Setelah proses pemeriksaa, remaja berusia 16 tahun tersebut ternyata diketahui sudah sejak lama memiliki dendam satu sama lain.

"Pelaku sempat mencoba kabur ke luar Palembang. Namun, berhasil digagalkan. Hasil pemeriksaan, keduanya memang sudah lama memiliki dendam. Puncaknya, pelaku marah saat lagu itu dipelesetkan," ujar Agus, dikutip dari Kompas.com.

Artikel ini telah tayang di Tribunmataram.com dengan judul Nyawa Yanto Melayang Gegara Puji Teman Kosnya 'Tumben Kok Ganteng Kali', Pelaku Tersinggung,

Sumber: Tribun Mataram
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved