Pendidikan
74 Mahasiswa Baru Asal Aceh Bertolak ke Mesir, Ini Pesan Gubernur
Dalam kaitan komitmen penuh Pemerintah Aceh itu, Nova meminta Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Aceh untuk membuka skema bantuan b
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Muhammad Nasir I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Gubernur Aceh Nova Iriansyah melepas 74 calon mahasiswa baru asal Aceh ke Mesir untuk menjalani pendidikan tinggi di Universitas Al-Azhar Kairo.
Pelepasan yang juga dirangkai dengan prosesi peusijuek itu berlangsung di Hotel Grand Aceh Syariah, Banda Aceh, Jumat, (22/1/2021) malam.
"Anak-anak kami para mahasiswa Aceh yang akan melanjutkan studi di Mesir, tentunya menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami, karena saudara-saudara sekalian merupakan aset penting yang akan melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan Aceh di masa yang akan datang," kata Nova.
Dalam kesempatan itu, Nova menyatakan komitmennya sebagai Kepala Pemerintah Aceh untuk mendukung putra putri Aceh yang menempuh pendidikan di Mesir.
Baca juga: 13 Santri Dayah Insan Qurani Lulus Pendidikan di Timur Tengah
Dalam kaitan komitmen penuh Pemerintah Aceh itu, Nova meminta Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Aceh untuk membuka skema bantuan beasiswa bagi mereka yang akan menjadi mahasiswa di Lembaga pendidikan tertua dan prestisius di negara Mesir itu.
Selain itu, Nova juga berjanji akan memberikan uang saku kepada setiap mahasiswa tersebut sebanyak Rp 2,5 juta pada bulan Februari mendatang.
Ia mengatakan, dana tersebut diambil langsung dari anggaran yang dipakai untuk kegiatan kerja gubernur.
Orang nomor satu di Aceh itu secara terbuka menaruh harapan besar kepada mahasiswa yang akan berangkat tersebut.
Baca juga: China Uji Tembak Rudal Balistik JL-3, Bisa Jangkau Benua Amerika dari Kapal Selam
Baca juga: Cek Nama Penerima BLT UMKM Rp 2,4 Juta dengan NIK, Login eform.bri.co.id/bpum, Ini Cara Mencairkan
Ia berharap mereka dapat menjadi ujung tombak pembangunan dan pembawa energi perubahan bagi kemajuan Aceh di masa yang akan datang.
"Sebagaimana diketahui bahwa baik buruknya Aceh ke depan, sangat tergantung kepada saudara- saudara mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda Aceh saat ini," kata Nova.
Di hadapan mahasiswa, Nova menitip dua pesan bagi mahasiswa.
Pertama, ia meminta mereka senantiasa patuh terhadap protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 yang masih melanda dunia saat ini.
Kedua, sebagai mahasiswa sekaligus duta Aceh yang akan belajar di Mesir, maka amanahkan untuk selalu menjaga sikap dan tingkah laku yang baik dalam berinteraksi dengan sesama mahasiswa dan masyarakat lainnya.
Hal senada juga disampaikan Anggota DPD RI asal Aceh yang juga alumni Al-Azhar, Fadhil Rahmi.
Ia berpesan agar para mahasiswa tersebut belajar dengan gigih serta fokus menyelesaikan pendidikannya.
"Kalau sudah begini perhatian pemerintah, maka niat kalian ke Mesir jangan berubah ketika melihat Piramid, melihat pasar, Sungai Nil, dan masjid di sana. Kecewa kami jika kalian tidak sungguh-sungguh," kata Fadhil Rahmi.
Syech Fadhil juga menyorot dua program Pemerintah Aceh yang selama dijalankan oleh BPSDM dinilai bisa disenergikan dengan IKAT Aceh.
Pertama adalah program pelatihan bahasa Arab. Dimana, Pemerintah Aceh dinilai bisa bekerjasama dengan IKAT dan PUSIBA (Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab), lembaga milik organisasi alumni Al-Azhar Mesir di Indonesia.
Selanjutnya, kata Syech Fadhil, program beasiswa tahfidz. Pemerintah Aceh bisa menitegrasikan program tersebut dengan apa yg dilakukan IKAT yg setiap tahun menfasilitasi ratusan putra putri Aceh untuk melanjutkan kuliah.
"Kita rubah ke program Sarjana Hafidz. Harapannya, pulang nanti tidak hanya membawa Lc tapi juga predikat hafidz," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT), Muhammad Fadhillah mengatakan, semua mahasiswa yang akan berangkat itu telah menjalani bimbingan belajar di Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab yang bermarkas di Jakarta, sebelum akhirnya dinyatakan lulus tes ke Al-Azhar Mesir.
"Besar harapan kami Pusiba juga dapat hadir di Aceh, dengan demikian anak-anak kita tidak perlu belajar lagi ke Jakarta. Biarkan mereka belajar di sini agar lebih bisa mengurangi biaya yang dikeluarkan," kata Fadhillah.
Fadhillah berharap, Pemerintah Aceh melalui BPSDM dapat memberikan layanan serupa di Aceh.
Dengan begitu akan lebih banyak lagi mahasiswa Aceh yang dapat belajar ke Timur Tengah. Saat ini total mahasiswa Aceh di Mesir berjumlah 550 orang.
Hadir mendampingi Gubernur, Asisten Bidang Keistimewaan dan Pemerintahan Sekda Aceh, M Jafar, Kepala Biro Keistimewaan dan Kesejahteraan Rakyat Usamah El-Madny, dan Kepala BPSDM Aceh Syaridin. (*)