Danrem 162 Wira Bhakti Tetap Positif Covid-19 Meski Sudah Divaksin, Apa Sebabnya

Sebelumnya, Ahmad Rizal telah menjalani vaksin Sinovac bersama Gubernur NTB, Zulkieflimansyah dan sejumlah pejabat di wilayah Provinsi NTB dan Kota Ma

Editor: Faisal Zamzami
FITRI R
Komandan Korem (Danrem) 162 Wira Bhakti, Brigjen TNI, Ahmad Rizal Ramdhani, saat divaksi sinovac di Gedung graha Bakti Oraja, 14 Januari 2021 lalu bersama Pejabat NTB lainnya dan Tenaga Kesehatan NTB.(FITRI R) 

Menurut dia, kondisi tersebut bisa terjadi karena orang itu sudah terjangkit Covid-19 sebelum tiba masa pemberian vaksin.

"Sudah divaksin, sudah ada kekebalan, tapi dengan kekebalan yang sedemikian rupa akan tetapi kalau terpapar durasinya cukup lama, frekuensinya cukup sering," kata Erlina dalam konferensi persnya, Sabtu (23/1/2021).

"Sehingga viral load atau jumlah virusnya ini banyak maka kekebalannya yang sudah terbentuk itu tidak terlalu mampu (menangkal Covid-19)," ucap dia.

 Erlina mengatakan, memang peluang seseorang terjangkit Covid-19 usai divaksin tetap ada.

Namun peluang itu sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi.

Oleh karena itu, Erlina menyarankan agar orang yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 untuk terus menerapkan protokol kesehatan.

"Tapi karena ada unsur kekebalan dan ada perlawanan dalam tubuh juga disitu biasanya kalaupun sakit ringan-ringan saja," ujar Erlina.

Ia juga menegaskan, tidak ada ruginya jika seseorang diberi vaksin Covid-19.

Pasalnya, vaksinasi akan bisa mengurangi potensi risiko terpapar Covid-19.

Adapun, proses vaksinasi Covid-19 di Indonesia sudah dimulai sejak 13 Januari 2021 lalu.

Dalam proses awal tersebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi orang yang pertama kali divaksin Covid-19.

Kini proses vaksinasi sudah mulai dilakukan di seluruh penjuru Tanah Air.

Vaksin akan diprioritaskan untuk tenaga kesehatan sebagai garda terdepan dalam penanganan Covid-19.

Sampai dengan Sabtu (23/1/2021) tercatat ada 172.901 tenaga kesehatan yang telah mengakses untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19.

Namun dari total angka tersebut sebanyak 27.000 tenaga kesehatan batal ataupun ditunda penerimaan vaksinasinya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved