Istri Bawa Jenazah Suami Pakai Pikap, Tak Punya Uang Sewa Ambulans, Masih Utang Rp 17 Juta di RSUD
Dijelaskan pula terkait kondisi keluarga yang tidak mampu membayar biaya perawatan, yang jumlahnya mencapai belasan juta.
Mobil Pikap Hasil Pinjam

Dikonfirmasi terkait peristiwa itu, istri almarhum Gede Pasek, Ketut Suryani (35), membenarkan jika jenazah suaminya terpaksa dipulangkan dari RSUD Buleleng menuju ke rumah duka dengan menggunakan mobil pika, pada Sabtu (23/1) pagi.
Tidak ada pilihan lain, sebab pihak keluarga tidak memiliki biaya untuk menyewa mobil ambulans, yang tarifnya mencapai Rp 800 ribu.
"Yang ngurus jenazah suami saya di rumah sakit hanya mertua. Mereka tidak tahu mau minta bantuan ke siapa. Disamping itu biaya sewa mobil ambulans di RSUD cukup mahal, yaitu Rp 800 ribu. Kami tidak punya uang sebanyak itu,” tutur Suryani saat ditemui di rumah duka, Minggu (24/1).
Akhirnya ada komunitas yang mau membantu mereka, meminjamkan mobil pikapnya untuk mengantar jenazah sang suami ke rumah duka.
“Dengan adanya bantuan itu kami sudah sangat bersyukur, jenazah suami saya bisa cepat dibawa pulang ke rumah duka," terangnya.
Selain tak punya biaya untuk menyewa ambulans hingga terpaksa memulangkan jenazah dengan mobil pikap, keluarga almarhum Gede Seni juga tidak mampu membayar biaya perawatan di dua rumah sakit, yang totalnya kurang lebih mencapai Rp 17 juta.
Berhenti Merokok
Menurut Suryani, suaminya mulanya dilarikan ke salah satu rumah sakit swasta yang ada di Buleleng pada Minggu (10/1) dengan keluhan batuk dan lemas.
Setibanya di rumah sakit swasta tersebut, Gede Seni didiagnosis mengalami infeksi paru-paru.
Mengingat kondisinya kian melemah, pada Kamis (14/1) Gede Sani dirujuk ke RSUD Buleleng untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif.
"Sakitnya ini dialami sejak almarhum berhenti merokok, sekitar tujuh bulan yang lalu. Dia berhenti merokok karena baru punya anak. Takut anaknya kena asap rokok".
"Tapi setelah berhenti merokok itu, dia tiba-tiba sering batuk,” katanya.
Saat menderita batuk-batuk, almarhum tak pernah berobat ke rumah sakit karena keterbatasan dana.
“Saya terlambat memeriksakan dia ke rumah sakit, karena tidak punya uang dan jaminan kesehatan," ungkap Suryani sembari menangis.