IDI Minta Perawat dan Bidan tak Takut Divaksin

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Aceh, dr Syafrizal Rahman, meminta para tenaga kesehatan (nakes) yang menjadi orang terdepan

Editor: bakri
SERAMBI/HERIANTO
Sekda Aceh dr Taqwallah MKes dan jajarannya mengacungkan jempol bersama seusai rapat sosialisasi dan edukasi pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Ruang Kerja Sekda, Banda Aceh, Senin (25/1/2021). 

BANDA ACEH - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Aceh, dr Syafrizal Rahman, meminta para tenaga kesehatan (nakes) yang menjadi orang terdepan penanganan Covid 19, tidak cemas saat divaksin. Karena vaksinasi itu untuk meningkatkan imunitas tubuh terhadap penularan virus corona.

Hal itu disampaikan Safrizal Rahman saat melakukan sosialisasi dan edukasi lanjutan pelaksanaan vaksin Covid-19 kepada para tenaga kesehatan di seluruh Aceh. Sosialisasi yang berlangsung selama 2,5 jam itu dilaksanakan secara virtual melalui ruang kerja Sekda Aceh, Senin (25/1/2021).

Hadir pada kegiatan itu Sekda Aceh, dr Taqwallah MKes, Kadis Kesehtan Aceh, dr hanif, Ketua IDI Wilayah Aceh, dr Syafrizal, Rahman, Ketua PPNI Perwakilan Aceh, Abdurrahman dan Wakil Sekretaris IBI Aceh, Renggalis Maulina, Ahli Kesehetan Dr Syahrul, Kepala Biro Isra, Usamah dan undangan lainnya.

Ketua IDI Aceh mengatakan, ia termasuk salah satu yang sudah divaksin Covid-19. “Alhamdulillah sampai hari ini (kemarin, red) kondisi tubuh saya sehat-sehat saja. Tidak ada rasa sakit, dan malah setelah divaksin rasa percaya diri akan imunitas terhadap penularan virus corna semakin tinggi,” terangnya.

Ungkapan serupa juga disampaikan Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Perwakilan Aceh, Abdurrahman. Ia mengaku tak merasakan sakit pasca vaksinasi. “Vaksin Covid-19 itu aman dan halal. MUI dan BPOM RI, sudah menerbitkan surat halal dan aman bagi tubuh. Kenapa kita harus takut dan cemas,” tegasnya.

Sementara Wakil Sekretaris Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Aceh, Renggalis Maulina mengatakan, orang yang boleh divaksin Covid-19 adalah yang kondisinya benar-benar sehat dan tidak ada penyakit bawaan. Yang miliki penyakit bawaan, seperti jantung, diabet dan lainnya, termasuk ibu hamil dan menyusui, tidak boleh menerima vaksinasi.

Persyaratan orang yang boleh divaksin, sebutnya, ada 16 macam. “Itu artinya kebijakan penyuntikan vaksin covid 19 itu, dilaksanakan sangat hati-hati. Karena itu, kenapa kita harus cemas dan takut,” ujar Reggalis Maulana.

Kadinkes Aceh, dr Hanif mengatakan, sosialisasi dan edukasi lanjutan pelaksanaan vaksin Covid-19 digelar kembali secara vitual kepada seluruh petugas kesehatan di Aceh, untuk memberikan pemahaman yang sama dalam tata cara pelaksanaan vaksin untuk tenaga medis pada tanggal 15 Februari 2021 mendatang.

Pada pelaksanaan pilot project untuk dua daerah yang dilaksanakan pada tanggal 14 Januari 2021, di Banda Aceh dan Aceh Besar, sudah berjalan baik dan tidak ada kendala, baik penerima suntikan vaksin, maupun bagi pelaksananya.

Sosialisasi vaksinasi Covid-19 ini, ucap Sekda Aceh, Taqwallah, untuk lebih meningkatkan persiapan dalam pelaksanan di daerah. Pengalaman keberhasilan pelaksanaan vaksin di Banda Aceh dan Aceh Besar dibagikan kabupaten/kota lain, yang pelaksanaan vaksinasinya pada 15 Februari 2021 mendatang. “Semoga kesuksesan yang sama atau lebih, bisa diraih di daerah-daerah,” pungkasnya.(her)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved