Atasi Konflik Gajah Dengan Manusia, Anggota DPRA Sebut Nagan Raya Butuh Segera Dibangun CRU

Laporan Rizwan | Nagan Raya

SERAMBINEWS.COM, SUKA MAKMUE - Anggota DPRA Fuadri MSi menyatakan, Nagan Raya butuh segera dibangun sebuah lokasi konservasi gajah jinak yakni Conservation Response Unit (CRU).

Keberadaan CRU diharapkan dapat mengatasi konflik gajah dengan manusia.

Hal itu dikatakan Fuadri, anggota DPRA daerah pemilihan Nagan Raya kepada Serambinews.com, Sabtu (30/1/2021) terkait gangguan gajah pada lima desa di Kecamatan Seunagan Timur, Nagan Raya dalam dua pekan terakhir.  

Dorongan minta dibangun CRU di Kecamatan Seunagan Timur, Nagan Raya juga disuarakan pihak Pemkab dan DPRK setempat.

Baca juga: Gadis Ini Pamit Ambil Ijazah di Sekolah, Tapi Sudah Seminggu tak Pulang

"Dengan keberadaan CRU dapat lebih maksimal dalam menghalau gajah untuk kembali ke hutan," kata Fuadri.

Selain menghalau gajah, kata Fuadri, keberadaan CRU dapat mengawasi habitat gajah yang merupakan salah satu hewan dilindungi. 

"Kami meminta pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh turun dan duduk dengan Pemkab Nagan Raya melakukan langkah cepat," kata Fuadri.

Menurutnya, persoalan gajah terus berulang di Aceh termasuk wilayah Nagan Raya.

Namun sejumlah daerah di Aceh telah dibangun CRU yang dilengkapi gajah jinak.

Baca juga: VIDEO Warga Gunakan Mercon Usir Gajah Liar di Nagan Raya

Karena itu, diharapkan CRU juga sangat dibutuhkan di Nagan Raya.
                    
Anggota DPRA Fuadri menambahkan, Pemerintah Aceh perlu membahas terhadap daerah yang sering terjadi konflik gajah dengan manusia. 

Artinya perlu pemetaan kembali wilayah sehingga daerah yang sering muncul gajah jangan dijadikan daerah kebun atau ladang.

Sebab daerah itu dipastikan jalur selama ini lintasan gajah. 

"Dengan pemetaan itu akan diketahui sehingga konflik gajah dan manusia tidak lagi terjadi di Aceh," harap Fuadri.(*)

Baca juga: Pelajar Nekat Mencuri Motor Milik Prajurit TNI, Langsung Ambil di Garasi