Internasional

Erdogan Tidak Akan Biarkan Protes Mahasiswa Jadi Anti-Pemerintah

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Rabu (3/2/2021) mengatakan tidak akan membiarkan demonstrasi di sebuah universitas menjadi protes anti-pemerintah

Editor: M Nur Pakar
AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan 

SERAMBINEWS.COM, ISTANBUL - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Rabu (3/2/2021) mengatakan tidak akan membiarkan demonstrasi di sebuah universitas menjadi protes anti-pemerintah.

Erdogan ingin mencegah hal yang serupa dengan yang terjadi pada 2013, menyebut para pengunjuk rasa sebagai teroris.

Menentang larangan pemerintah terhadap demonstrasi, siswa dan guru di Universitas Bogazici Istanbul telah memprotes penunjukan Melih Bulu, seorang akademisi dan mantan kandidat politik, sebagai rektor oleh Erdogan.

Dilansir Reuters, mereka mengatakan prosesnya tidak demokratis dan ingin dia mengundurkan diri.

Sehingga, menyebabkan perdebatan nasional mengenai jangkauan pemerintah dan protes terpisah di tempat lain.

Sosok Ozan Kabak, Bek Muda Turki yang Direkrut Liverpool dari Schalke, Wujudkan Cita-cita Masa Kecil

Lebih dari 250 orang ditahan di Istanbul minggu ini dan 69 lainnya di Ankara.

Kerusuhan tersebut menandai beberapa demonstrasi terbesar sejak 2013 ketika ratusan ribu orang berbaris menentang rencana pemerintah untuk membangun replika barak Ottoman di Taman Gezi Istanbul.

"Negara ini tidak akan dijalankan oleh teroris," kata Erdogan kepada anggota Partai AK yang berkuasa.

"Kami akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk mencegah ini," tambahnya.

Dia mengatakan pengunjuk rasa muda tidak memiliki nilai-nilai nasional dan spiritual Turki dan merupakan anggota kelompok teroris.

VIDEO - Kastil Bizantium di Bawah Laut Marmara Turki, Benteng Perlindungan Tentara Anglo-Saxon

"Apakah Anda mahasiswa atau teroris yang mencoba menyerang kamar rektor?" kata Erdogan.

"Negara ini tidak akan lagi menyiarkan acara Gezi di Taksim, tidak akan mengizinkannya," tambahnya.

"Kami tidak berdiri dengan teroris dan kami tidak akan membiarkan itu berlanjut," tegasnya.

Sedangkan Bulu mengatakan tidak akan mundur meskipun ada banyak panggilan.

"Saya tidak pernah berpikir untuk mengundurkan diri," kata media Turki mengutipnya kepada wartawan.

AS Minta Rusia, Turki, dan UEA Hentikan Intervensi Militer di Libya

Pemimpin utama partai oposisi, Kemal Kilicdaroglu, menyerukan pengunduran diri Bulu. Walikota Ankara Mansur Yavas mendesak Bulu dalam surat terbuka untuk mengorbankan posisinya.

Bulu, yang pernah melamar ke Partai AK untuk mencalonkan diri sebagai parlemen, mengatakan kepada penyiar HaberTurk bahwa krisis akan selesai total dalam enam bulan.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved