Tragedi Arakundo

Rentetan Tragedi Arakundo Tahun 1999, Dari Dakwah Aceh Merdeka Hingga Mayat Ditemukan Satu Per Satu

Ada jutaan orang yang bertanya bagaimana sebetulnya peristiwa mengerikan itu terjadi. Berikut rentetan peristiwa tragedi Arakundo Idi Cut.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Mursal Ismail
ARSIP SERAMBI INDONESIA
Jenazah Saiful Bahri (20) penduduk Desa Botren Alue le Mirah, Kecamatan Julok, Aceh Timur yang diduga korban pembantaian aparat di Idi Cut. Korban ditemukan Jumat kemarin 18 Km dari jembatan Arakundoe. - SERAMBI 1B 

Ada pula warga yang cemas mencari-cari anggota keluarga yang tak pulang seusai berkunjung ke "Dakwah Aceh Merdeka" itu.

Dan, yang lebih penting lagi, ada jutaan orang yang bertanya bagaimana sebetulnya peristiwa mengerikan itu terjadi.

Tak ada yang bisa menjawab secara utuh.

Hampir semua orang hanya mengetahui "drama" itu sepenggal-sepenggal.

Nurdin (18) penduduk Desa Simpang Tiga, Kecamatan Julok Aceh Timur yang tewas tertembak dalam mobil dalam perjalanan pulang usai Dakwah di depan kantor Koramil Darul Aman sedang diusung warga.
Nurdin (18) penduduk Desa Simpang Tiga, Kecamatan Julok Aceh Timur yang tewas tertembak dalam mobil dalam perjalanan pulang usai Dakwah di depan kantor Koramil Darul Aman sedang diusung warga. (ARSIP SERAMBI INDONESIA)

Namun, untuk memberi gambaran yang kiranya tak terlalu jauh dari kisah sebenarnya,

Serambi coba merangkai penggalan-penggalan cerita dari para saksi mata menjadi sebuah kronologi yang hanya dibatasi sejak Selasa (2/2/1999) pagi hingga 77 jam sesudahnya (Jumat, 5/2/1999).

Berikut rangkaian kejadian tragedi Arakundo Idi Cut.

SELASA 2 Februari 1999: Sejak pagi warga Desa Matang Ulim, Kecamatan Darul Aman, Aceh Timur, bekerja menyiapkan mimbar untuk "Dakwah Aceh Merdeka."

Pukul 17.30 WIB: Mimbar hampir selesai dihias.

Tiba-tiba datang pasukan ABRI memporak-porandakan.

Petugas keamanan juga memukul tiga penduduk, termasuk bocah umur tiga tahun yang ada di lokasi.

Pasukan ABRI kemudian meninggalkan lokasi dan warga tetap melanjutkan penyiapan mimbar untuk perhelatan itu.

Pukul 19.15 WIB: Massa dari berbagai penjuru mulai berdatangan ke lokasi dakwah.

Ada yang berjalan kaki, bersepada, bersepeda motor, mobil pikap, bahkan truk.

Pukul 20.30 WIB: "Dakwah Aceh Merdeka" itu dimulai di hadapan massa yang telah berkumpul sekitar 7.000 orang.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved