Internasional

Turki Buru Kaum Uighur, Deportasi ke China Dengan Imbalan Vaksin Covid-19

Abdullah Metseydi, seorang warga Uighur di Turki, sedang bersiap tidur ketika mendengar keributan, lalu ada gedoran di pintu.

Editor: M Nur Pakar
AP
Muhammed Emin, seorang anggota komunitas Uighur, melihat keluar dari toko rotinya di lingkungan Zeytinburnu, Istanbul, Turki, Selasa (2/2/2021). 

Dalam satu bocoran, permintaan ekstradisi 2016 yang pertama kali dilaporkan oleh Axios dan diperoleh secara independen oleh The Associated Press (AP).

Pejabat China meminta ekstradisi mantan vendor ponsel Uighur, menuduhnya mempromosikan kelompok teror ISIS secara online.

Penjual ditangkap tetapi akhirnya dibebaskan dari dakwaan.

Abdurehim Parac, seorang penyair Uighur yang ditahan dua kali dalam beberapa tahun terakhir, mengatakan penahanan di Turki seperti hotel.

Dibandingkan dengan kondisi neraka yang dia alami selama tiga tahun di penjara China.

Imim akhirnya dibebaskan setelah hakim membersihkan namanya.

Tapi dia kesulitan tidur di malam hari karena takut RUU ekstradisi akan disahkan, dan menyebut tekanan itu tak tertahankan.

“Kematian menanti saya di China,” katanya.

Ketakutan yang meningkat sudah mendorong masuknya orang Uighur ke Jerman, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya.

Beberapa sangat putus asa, sehingga mereka menyelinap melintasi perbatasan secara ilegal, kata Ali Kutad, yang melarikan diri dari China ke Turki pada 2016.

“Turki adalah tanah air kedua kami,” kata Kutad.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved