Berita Lhokseumawe
Ini Penjelasan UNHCR Terkait Berkurangya Pengungsi Rohingya di Lhokseumawe
“Kami ketahui dari wawancara yang dilakukan sesaat setelah ketibaan mereka di Aceh, bahwa sebagian besar dari pengungsi Rohingya tersebut memiliki...
Penulis: Zaki Mubarak | Editor: Nurul Hayati
“Kami ketahui dari wawancara yang dilakukan sesaat setelah ketibaan mereka di Aceh, bahwa sebagian besar dari pengungsi Rohingya tersebut memiliki pertalian keluarga di Malaysia dan bahwa mereka pada awalnya bermaksud untuk bergabung dengan keluarga mereka di sana,” kata Mitra Suryono, Associate External Relation/Public Information Officer UNHCR Jakarta, melalui keterangan tertulis, kepada Serambinews.com, Sabtu (6/2/2021).
Laporan Zaki Mubarak | Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM,LHOKSEUMAWE – Beberapa bulan yang lalu jumlah pengungsi Rohingya di BLK, Kandang Lhokseumawe semakin berkurang.
Hal itu dikarenakan, banyak dari kalangan Etnis Rohingya meninggalkan kamp pengungsian dengan tujuan Medan dan Malaysia.
Untuk diketahui, setelah kedatangan di Aceh pada Bulan Juni dan September 2020, hampir 400 pengungsi Rohingya terdaftar dan diberikan penampungan serta bantuan di Lhokseumawe, Aceh Utara.
Oleh karena itu, UNHCR memuji Pemerintah Indonesia dan masyarakat di Aceh yang telah menerima dan menawarkan perlindungan bagi para pengungsi, setelah mereka menghabiskan waktu berbulan – bulan di laut.
Sebelumnya, para migran Rohingya sudah berkali – kali ditolak untuk berlabuh di kawasan Asia Tenggara.
Namun, pada 1 Februari 2021, jumlah populasi di tempat penampungan tercatat berjumlah 111 migran Rohingya.
• Wali Kota Resmikan Kantor Sekretariat PW HUDA Banda Aceh
Mengindikasikan bahwa sekitar 280 migran itu, telah meninggalkan tempat penampungan dalam beberapa bulan terakhir.
Meskipun, UNHCR tidak dapat mengkonfirmasi keberadaan mereka yang telah meninggalkan tempat penampungan.
“Kami ketahui dari wawancara yang dilakukan sesaat setelah ketibaan mereka di Aceh, bahwa sebagian besar dari pengungsi Rohingya tersebut memiliki pertalian keluarga di Malaysia dan bahwa mereka pada awalnya bermaksud untuk bergabung dengan keluarga mereka di sana,” kata Mitra Suryono, Associate External Relation/Public Information Officer UNHCR Jakarta, melalui keterangan tertulis, kepada Serambinews.com, Sabtu (6/2/2021).
Dikatakannya, banyak di antara mereka yang telah terpisah dari keluarga intinya seperti orang tua dan pasangan, selama bertahun – tahun.
Kemudian kantor UNHCR di Indonesia dan Malaysia telah melakukan kontak erat, untuk memberikan perlindungan dan kebutuhan lain kelompok pengungsi ini.
Lalu, pengungsi seringkali menempuh jalur irreguler dan jalur yang beresiko, karena tidak adanya pilihan jalur yang sesuai hukum bagi mereka, untuk mencari keselamatan dan bersatu dengan keluarganya.
“Staf UNHCR dan organisasi mitra kerja kami, termasuk yang berada di lokasi penampungan di Lhokseumawe, telah berulang kali memberikan konseling kepada pengungsi mengenai resiko dari perjalanan ireguler, termasuk resiko menggunakan jaringan penyelundup,” terang Mitra.
Dimana jelas Mitra, fakta bahwa wanita, pria, dan anak – anak yang rentan terus melakukan perjalanan yang berbahaya ini.
• Wali Kota: Pemko Manfaatkan Aset Terlantar untuk Tingkatkan PAD
Meskipun telah menyadari bahaya yang menyertainya, pihaknya menggarisbawahi sekali lagi pentingnya keberadaan jalur alternatif yang aman dan sesuai hukum.
UNHCR ,berharap negara – negara di kawasan Asia Tenggara akan mengekspansi akses jalur yang sesuai hukum, termasuk melalui penyatuan keluarga, skema mobilitas pendidikan, dan tenaga kerja.
Hal ini akan membantu membatasi perpindaan irreguler di kawasan, mencegah pelanggaran hak asasi manusia yang lebih lanjut, serta hilangnya nyawa.
Untuk mengurangi resiko pergerakan irreguler lebih lanjut, UNHCR dan pihak otoritas Indonesia terkait, berdiskusi untuk untuk memberikan konseling tambahan bagi pengungsi dan menjalankan pengawasan di lokasi penampungan di Lhokseumawe.
“Kita berharap, untuk terus melanjutkan kerjasama dan koordinasi dengan Pemerintah Indonesia dan masyarakat setempat, untuk memastikan pengungsi dapat memperoleh kehidupan yang bermartabat sampai solusi jangka panjang ditemukan untuk mereka,” demikian Mitra Suryono. (*)
• VIRAL Video Masak Mie Goreng Pakai Telur dan Taburan Emas 24 Karat, Aman untuk Dikonsumsi?