Berita Bener Meriah

Tim Delapan dan CRU Menyatu, Titik Awal Penyelesaian Konflik Gajah di Bener Meriah

Menyatunya tim delapan dan tim Conservation Response Unit (CRU) DAS Peusangan menjadi titik awal penyelesaian konflik gajah liar yang sudah...

Penulis: Budi Fatria | Editor: Jalimin
For Serambinews.com
Sekda Bener Meriah, Haili Yoga bersama Asisten II Abd Muis, Kepala BKSDA Aceh, Agus Ariyanto, Direktur CRU Aceh, Wahyu Azmi, Kabid Perlindungan Konservasi SDA DLHK Aceh, M Daud, Ketua Tim Delapan, Said Abdullah dan Kepala CRU DAS Peusangan, Syahrul Rizal foto bersama pada acara silaturrahmi di CRU setemapt, Sabtu (6/2/2021). 

Laporan Budi Fatria | Bener Meriah

SERAMBINEWS.COM, REDELONG - Menyatunya tim delapan dan tim Conservation Response Unit (CRU) DAS Peusangan menjadi titik awal penyelesaian konflik gajah liar yang sudah berlangsung belasan tahun di Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah.

Selama ini, tim delapan dan tim CRU DAS Peusangan dalam mengatasi konflik gajah liar mereka memang tidak pernah menyatu. Namun, tim ini sama-sama bertujuan baik untuk membantu menyelesaikan konflik gajah liar di Bener Meriah.

Kali ini, perbedaan itu sudah mencair menjadi kebersamaan saat tim CRU DAS Peusangan, BKSDA Aceh, DLHK Aceh, Pemkab Bener Meriah duduk bersama dengan tim delapan, pihak Muspika Kecamatan, aparatur kampung, dan masyarakat setempat.

Kegiatan itu dibalut dalam acara silaturahmi serta tepung tawar dalam rangka menyamakan persepsi dalam penanganan konflik gajah liar di Pintu Rime Gayo.

Acara itu berlangsung di CRU DAS Peusangan, Kampung Negeri Antara, Kecamatan Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, Sabtu (6/2/2021).

Tampak hadir pada acara itu, Sekda Bener Meriah, Drs Haili Yoga MSi bersama Asisten II, Abd Muis SE MT, Kepala BKSDA Aceh, Agus Arianto, Direktur CRU Aceh, Wahyu Azmi, Kabid Perlindungan Konservasi Sumber Daya Alam DLHK Aceh, M Daud, Ketua Tim Delapan, Said Abdullah.

Ketua Dharmawanita Persatuan Bener Meriah, Ny Rinawati Haili Yoga, Kadis Pariwisata, Irmansyah bersama Kabid Pemasaran Pariwisata, Agus Nurza, Kadis Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan, Fitra Gunawan, Kalak BPBD Safriadi, perwakilan DPMK, Dinas Pertanian, PUPK, BAPPEDA, dan unsur Forkompimcam, Forkopimcam Plus, serta masyarakat setempat.

Sekda Bener Meriah, Drs Haili Yoga MSi dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan hari ini merupakan agenda silaturahmi dan sekaligus untuk menyatukan persepsi dalam penanganan konflik gajah liar di Pintu Rime Gayo.

“Kami selaku pemerintah daerah mengucapkan terimakasih kepada tim dari BKSDA Aceh, DLHK Aceh dan CRU Aceh, ini adalah salah satu komitmen kita bersama, dan tentu harus menjadi perhatian serius,” ujar Sekda.

Menurut Sekda, dengan hadirnya seluruh unsur stakeholder pada acara silaturahmi ini diharapkan nantinya ditemukan solusi-solusi terbaik, sehingga konflik gajah liar dengan manusia ini dapat teratasi.

Selain itu, ia juga berharap kedepannya ada inovasi untuk menjadikan gajah liar sebagai salah satu ekowisata di Bener Meriah. “Tentu dengan berkembangnya ekowisata, agrowisata dan wisata ini dapat menambah perekonomian masyarakat setempat,” harap Sekda.

Maka dari itu, kata Sekda ini butuh proses, butuh keseriusan bersama untuk mencari solusi dan inovasi terbaik dalam mewujudkannya. “Kalau kita kelola dengan baik maka akan mendatangkan kunjungan wisatawan ke Pintu Rime Gayo, karena kita memiliki banyak objek wisata yaitu, Air Terjun, Arung Jeram, Perkebunan Durian, dan juga gajah,” ungkap Sekda.

BKSDA Aceh Lanjutkan Pembangunan Barrier dan Pemasangan Kabel Kejut

Sementara itu, Kepala BKSDA Aceh, Agus Arianto mengatakan, pihaknya selalu berkomitmen membantu Kabupaten Bener Meriah dalam meminimalisir konflik gajah liar yang terjadi.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved