Potensi Migas Aceh
BPMA: Kontrak Blok Singkil dan Meulaboh Ditargetkan 2022
Adapun perkembangan terkini terkait Blok Singkil dan Blok Meulaboh, Deputi Dukungan Bisnis Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), Afrul Wahyuni menyebutka
Penulis: Mawaddatul Husna | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Mawaddatul Husna | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Aceh berpeluang mendapatkan sumber minyak dan gas (migas) baru di Blok Singkil dan Blok Meulaboh.
Hal ini berdasarkan studi bersama (Join Study Assesstment/JSA) yang dilakukan perusahaan migas asal Singapura, Conrad Petroleum, di Blok Singkil dan Blok Meulaboh.
Dalam JSA tersebut, Conrad Petroleum menggandeng Universitas Pembangunan Nasional Veteran dan Frontier Point Ltd dan Universitas Trisakti.
Adapun perkembangan terkini terkait Blok Singkil dan Blok Meulaboh, Deputi Dukungan Bisnis Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), Afrul Wahyuni menyebutkan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) terkait yakni Conrad Petroleum berminat untuk peningkatan status dari Joint Study ke Kontrak Wilayah Kerja.
• Terpapar Virus Corona, 38 Warga Lhokseumawe Masih Jalani Isolasi Mandiri, Satu Dirawat
• Dua Hari Lagi Vaksinasi Covid-19 Dimulai, Begini Tanggapan dan Harapan IDI Lhokseumawe
“Baru-baru ini sudah ada pihak yang joint study assessment yakni Blok Singkil dan Blok Meulaboh. Itu yang akan coba kita lihat dan mudah-mudahan memiliki potensi yang lebih baik,” kata Afrul saat menjadi narasumber dalam Program Serambi Podcast Edisi Bincang Bisnis dengan tema “Peran BPMA dalam Pengelolaan dan Pengawasan Industri Hulu Migas di Aceh”, yang disiarkan langsung melalui Facebook Serambinews.com, Senin (8/2/2021).
Ia menambahkan, namun karena beberapa hal dalam Wilayah Kerja tersebut masuk ke dalam terumbu karang. Saat ini pihaknya sedang memetakan ulang.
“Lingkungan menjadi prioritas utama dalam kegiatan migas. Oleh karena itu, saat ini kita sedang melakukan pemetaan ulang untuk mengeluarkan Wilayah Kerja yang ada terumbu karangnya,”papar Afrul.
Afrul melanjutkan bahwa ditargetkan pada Kwartal I tahun 2022 nanti sudah berbentuk dan berkontrak dengan Conrad Petroleum untuk status Wilayah Kerja Blok Singkil dan Blok Meulaboh.
“Untuk itu kami berharap hal ini juga didukung oleh banyak pihak agar Blok Singkil dan Meulaboh segera terbentuk dan berkontrak sesuai target,”pungkasnya.
Afrul juga menambahkan sebelum itu ada beberapa wilayah yang ditetapkan pemerintah untuk dilakukan Joint Study dan dari beberapa wilayah, ada dua yang berminat untuk melakukan Joint Study, salah satunya di Aceh Timur yaitu Blok Meuligo.
“Mereka berminat untuk menaikkan status dari Joint Study ke kontrak kerja,” sebutnya.
Kemudian kata Afrul, juga ada blok yang dikembalikan Joint Study-nya karena hasil Joint Study tersebut tidak begitu menggembirakan.
Yaitu kerja sama Repsol dengan Pertamina namanya Blok Arakundo di laut Aceh Utara dan Aceh Timur.
“Dan harapan kita ada potensi-potensi baru yang nantinya bisa memberikan income secara langsung maupun secara tidak langsung,” sebutnya.(*)