Luar Negeri

8 Orang Sekeluarga Asal Sudan Tewas di Tengah Gurun Libya, Diduga Tersesat, Enam Bulan Hilang

Sekurangnya 8 orang anggota keluarga asal Sudan, ditemukan tewas berpencaran di sekitar mobilnya di tengah gurun Libya yang kering kerontang.

Editor: Faisal Zamzami
Libya Review/Twitter
TENGAH GURUN - Mobil putih yang dikendarai sekelompok pengungsi asal Sudan, ditemukan di tengah gurun berjarak sekitar 400 kilometer dari Kufra, kota terdekat di Libya. Rombongan itu meninggalkan Sudan Agustus 2020 dan lenyap tak berjejak selama enam bulan. 

Di saat sama, Uni Eropa membantu melatih, melengkapi, dan mengatur Penjaga Pantai Libya, dan mendukung pembentukan area pencarian dan penyelamatan resmi penjaga pantai.

Penjaga pantai ini berafiliasi ke pemerintah di Tripoli yang diakui PBB dan disokong Turki.

Sementara di bagian lain ada kekuatan bersenjata Marsekal Khalifa Haftar.

Perjalanan Dramatis Abdi, Imigran Asal Somalia

Peneliti HRW menggunakan sumber seorang pria Somalia yang diberi nama "Abdi". Ini nama samaran untuk melindungi keselamatannya di pusat penahanan Tajoura, dekat Tripoli.

Pengakuan Abdi konsisten dengan keterangan warga lain tentang nasib yang mereka alami. Ribuan orang seperti Abdi, yang melewati Libya atau tinggal di sana memiliki cerita serupa.

Masalahnya sendiri dimulai dengan masalah di desa asalnya, di Somalia, yang akhirnya ia telusuri hingga ke sebuah warung di desanya.

Abdi dan keluarganya terpaksa kabur karena menerima ancaman pembunuhan dari kelompok Al Shabab, ekstrimis ultra radikal di negaranya.

Abdi pergi ke Ethiopia. Istrinya harus menyusul. Tetapi seorang pria al-Shabab mengancam istrinya itu harus menikah dengan seorang syekh.

Abdi putus asa, sempat berangan-angan bunuh diri sebelum ia akhirnya memutuskan mencoba mencapai benua Eropa.

Pada awal 2017, Abdi lewat penyelundup manusia meninggalkan Ethiopia dan Sudan menuju Sahara. Naik truk, rombongan laki dan perempuan campur bawur itu memasuki Libya.

Perjalanan mereka dikawal orang-orang bersenjata lokal yang disewa penyelundup guna mengamankan rute perjalanan rombongan itu.

Perjalanan tidak mudah. Kekurangan air minum, melewati gurun pasir luas seolah tak bertepi, hingga truk itu mencapai kota Umm El-Araneb, di barat daya Libya.

Pada malam terakhir transit, orang-orang bersenjata itu berkemah di samping truk, dan memasak pasta serta daging untuk rombongan.

Beberapa dari mereka mencoba menggoda para wanita. Kemudian, pada malam hari, tiga pria bersenjata memaksa tiga wanita muda ke gurun.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved