Luar Negeri
Kelompok YPG/PKK Serang Kota Afrin Suriah, Roket Menghantam Rumah, 10 Orang Luka-luka
Kelompok YPG/PKK serang Kota Afrin Suriah. Serangan tersebut menggunakan roket, tepat pada kediaman warga sampai menyebabkan 10 orang luka-luka.
Penulis: Syamsul Azman | Editor: Mursal Ismail
Kelompok YPG/PKK yang menggunakan nama lain "SDG" sebagai kedok untuk mendapatkan dukungan Amerika Serikat (AS) di Suriah utara mempersenjatai anak-anak untuk berperang meski telah mendapatkan kecaman dari komunitas internasional.
YPG/PKK melakukan kejahatan perang dengan menggunakan anak-anak sebagai militan mereka.
Menurut laporan PBB dan Human Rights Watch, YPG/PKK menggunakan anak-anak sebagai militan mereka sejak 2013.
YPG/PKK memiliki 46 militan anak pada tahun 2016, sementara jumlahnya meningkat menjadi 224 pada tahun 2017, ungkap laporan PBB itu.
Sejauh ini organisasi bersenjata YPG/PKK telah menyerang dua sekolah di Suriah.
Sementara itu YPG/PKK juga menggunakan 14 sekolah sebagai depot amunisi mereka di Suriah.
Tahun lalu SDG menggunakan militan anak dalam jumlah tertinggi di Suriah.
Dari 806 anak yang diidentifikasikan militan kelompok bersenjata di Suriah, 313 di antaranya berasal dari organisasi ini.
Sebanyak 40 persen pejuang anak-anak SDG adalah anak perempuan. Selain itu 20 anak di antaranya berada di bawah usia 15 tahun.
Setidaknya 119 anak perempuan terlibat aktif dalam konflik peperangan di dalam Suriah.
Baca juga: Kasus Bunuh Diri Pasangan Muda Jadi Sorotan, Angka Kemiskinan di Turki Meningkat Selama Pandemi
Menurut laporan Anadolu, Rabu (3/2/2021) Kelompok YPG/PKK rekrut paksa 100 warga sipil di Suriah.
Organisasi teroris YPG/PKK telah menahan setidaknya 100 warga sipil dalam 10 hari terakhir untuk merekrut mereka secara paksa di daerah-daerah di bawah kendalinya di timur Suriah, menurut sumber lokal.
YPG/PKK terus merekrut warga sipil secara paksa dengan memisahkan mereka dari keluarga mereka di provinsi Deir ez-Zor timur, yang ditinggali oleh populasi Arab yang besar.
Mereka enangkap lebih dari 100 warga sipil, yang sebelumnya berpartisipasi dalam aksi protes terhadap kelompok teror tersebut, dari rumah mereka dan di pos pemeriksaan di berbagai wilayah Deir ez-Zor.
Sebagian besar tahanan direkrut secara paksa oleh kelompok teror, sementara beberapa dari mereka mengalami penyiksaan, kata sumber tersebut.
