Pendukung Prabowo Cenderung Tak Percaya Vaksin Covid-19

Selain tidak takut pada Covid-19, banyak pula yang tidak bersedia untuk divaksin. Setidaknya ada 32,1 persen menyatakan tak bersedia untuk divaksin.

ANTARA/RAHMAD
Petugas Kesehatan menunjukkan vaksin Covid-19 Sinovac saat vaksinasi tahap pertama di Rumah Sakit Kesrem, Lhokseumawe, Rabu (10/2/2021).Kegiatan di muali di Kabupaten tersebut. 

Burhanuddin menyampaikan data ini harus diperhatikan oleh pemerintah. Dia menyarankan pemerintah menggandeng elite Prabowo-Sandi, termasuk Prabowo sendiri, untuk ikut vaksinasi massal.

Pasalnya, contoh vaksinasi yang dilakukan oleh Presiden Jokowi hanya memberikan efek penurunan penolakan sebesar 2 persen.

"Efek Presiden Jokowi ada, tapi hanya 2 persen menurunkan mereka yang awalnya tidak bersedia menjadi bersedia. Saran saya kepada pemerintah, yang divaksin yang di-blow up jangan hanya Presiden Jokowi, Mas Ganjar, tapi juga Pak Prabowo dan Mas Sandi vaksin ramai-ramai, Mas Anies," tuturnya.

Ekonomi Memburuk
Survei Indikator Politik Indonesia dilakukan pada 1 - 3 Februari 2021. Survei ini dilakukan persis setelah Presiden Jokowi melaksanakan dua kali vaksinasi. Survei ini melibatkan 1.200 responden dengan metode penelitian menggunakan sambungan telepon.

Burhanuddin mengatakan bahwa jumlah tersebut berasal dari 206.983 orang responden yang pernah diwawancara tatap muka oleh IPI dalam 2 tahun terakhir. Selain itu, seluruh responden berasal dari seluruh wilayah di Indonesia mulai Aceh sampai Papua. Kajian ini menggunakan random sampling dengan margin error kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan hingga 95 persen.

Selain banyaknya penolakan terhadap vaksinasi, dari hasil survei ini juga diketahui bahwa sebagai masyarakat menilai ekonomi Indonesia saat ini memburuk. Dari keseluruhan responden, 0,9 persen menyebut kondisi ekonomi sangat baik; 10,5 menyebut baik; 25,4 persen sedang; 53,7 persen buruk; 8,1 persen mengatakan sangat buruk dan 1,5 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

Dari penelitian itu, Burhanuddin mengatakan selama pandemi belum bisa diselesaikan, maka persoalan ekonomi tidak bisa diatasi secara cepat.

Artinya bagaimana kondisi ekonomi tergantung seberapa baik pemerintah pusat maupun daerah mengatasi Covid-19.

"Sepanjang Covid-19 belum bisa ditundukkan tentu pergerakan ekonomi belum bisa segera bisa recovery," kata Burhan.(tribun network/mal/dod)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved