Tiga Hari di Laut Hanya Makan Mi Instan, Dua Nelayan Ditemukan Terombang-ambing
Dua nelayan asal Tapaktuan yang tiga hari lalu dilaporkan hilang kontak, ditemukan selamat di tengah laut
TAPAKTUAN - Dua nelayan asal Tapaktuan yang tiga hari lalu dilaporkan hilang kontak, ditemukan selamat di tengah laut. Namun mereka berdua ditemukan sudah dalam kondisi lemas, karena kehabisan stok makanan dan air minum.
Kedua nelayan itu ditemukan oleh tim SAR dan BPBD Aceh Selatan di tengah laut Gampong Pasie Lembang, Kecamatan Kluet Selatan, Sabtu (27/2/2021) sekira pukul 15.20 WIB. Saat ditemukan kapal mereka dalam kondisi terombang-ambing karena mati mesin.
"Korban ditemukan dengan jarak pencarian sekira 20 mil dari bibir pantai Gampong Pasie Lembang, Kecamatan Kluet Selatan," kata Ketua SAR Aceh Selatan, May Fendri SE.
Kedua nelayan dan kapalnya kemudian ditarik menggunakan boat nelayan lainnya ke Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Lhok Bengkuang Timur, Kecamatan Tapaktuan. "Saat ini tim SAR dan BPBD Aceh Selatan telah bersama dengan kedua nelayan menunggu jemputan," imbuhnya.
Dari May Fendri juga didapat informasi bahwa kedua nelayan itu selama tiga hari berada di laut terpaksa bertahan hidup dengan memakan mi instan dan air putih. Namun stok makanan dan minuman itu hanya bertahan dua hari dan di hari ketiga tidak ada lagi makanan dan minuman yang tersedia.
"Tadi (saat ditemukan) kondisi mereka sudah lemas. Syukur Alhamdulillah mereka berhasil ditemukan," ujar Ketua Satgas SAR Aceh Selatan ini.
Kedua nelayan itu dilaporkan mengalami kerusakan mesin di laut pada Kamis, 25 Februari 2021. Yaitu, Pangku (46), warga Dusun Gunung Durian, Gampong Lhok Bengkuang, Kecamatan Tapaktuan, dan Wadi (49), warga Gampong Gunung Kerambil, Kecamatan Tapaktuan.
"Kronologi, pada Kamis, 25 Februari 2021 sekira pukul 10.00 Wib, boat tersebut berangkat ke laut. Selanjutnya pada pukul 17.00 Wib, saudara Pangku menghubungi adiknya dan mengatakan bahwasanya kapal miliknya rusak (patah wel )," ungkap May Fendri.
Selanjutnya, pemilik boat, Zulkifli, hari itu langsung mengajak sejumlah nelayan lain untuk mencari keberadaan Pangku dan Wadi. Namun pencarian itu tidak membuahkan hasil. Pencarian dilakukan kembali pada hari Jumat sekira pukul 10.00 dan baru kembali ke daratan pada Sabtu 27 Februari pukul 04.00 Wib. Lagi-lagi hasilnya nihil.
"Pada jam 10.00 Wib Zulkifli melaporkan kejadian tersebut kepada Polsek Kota Tapaktuan dan diteruskan ke Satgas SAR Aceh Selatan. Atas informasi tersebut kami bersama tim langsung turun untuk melakukan upaya pencarian," pungkas May Fendri.
Pencarian terhadap kedua nelayan yang hilang kontak di laut itu tidak hanya dilakukan Tim Satgas SAR Aceh Selatan bersama BPBD, tetapi juga melibatkan TNI dan Polri, serta dibantu nelayan setempat.
Hingga pukul 14.30 Minggu kemarin, kedua nelayan itu belum kembali ke darat. Ketua Satgas SAR Aceh Selatan, May Fendri, yang ditanyai Serambi siang kemarin, mengaku bahwa tim akan berupaya keras melakukan pencarian.
"Saat ini tim Satgas SAR Aceh Selatan bersama BPBD, TNI, Polri dan nelayan menuju lokasi untuk melakukan pencarian. Mudah-mudahan keberadaan boat dengan dua ABK tersebut cepat ditemukan," kata Ketua Satgas SAR Aceh Selatan, May Fendri SE, Minggu (27/02/2021).(tz)