Berita Luar Negeri
18 Pendemo Tewas Ditembak di Myanmar, Disebut Hari Terkelam Sejak Kudeta Militer
18 Pendemo Tewas di Myanmar, Disebut Hari Terkelam Sejak Kudeta Militer Para warga yang menentang kudeta militer di Myanmar
Kudeta, yang menghentikan langkah tentatif menuju demokrasi setelah hampir 50 tahun pemerintahan militer, telah menarik ratusan ribu orang turun ke jalan dan menuai kecaman dari negara-negara Barat.
Di antara sedikitnya lima tewas di Yangon adalah insinyur jaringan internet Nyi Nyi Aung Htet Naing, kata petugas medis.
Sehari sebelumnya dia bertanya di Facebook berapa banyak mayat yang dibutuhkan agar PBB segera mengambil tindakan.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres meminta anggotanya untuk berbuat lebih banyak.
"Sekretaris Jenderal mendesak masyarakat internasional untuk berkumpul dan mengirimkan sinyal yang jelas kepada militer bahwa mereka harus menghormati keinginan rakyat Myanmar seperti yang diungkapkan melalui pemilihan dan menghentikan penindasan," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.
Baca juga: Profil Wakasad Letjen Bakti Agus Fadjri, Ini Daftar Lengkap Mutasi Pati TNI AD, TNI AL dan TNI AU
Guru Tin New Yee meninggal setelah polisi membubarkan aksi protes guru dengan granat kejut, membuat kerumunan melarikan diri.
Hal tersebut diungkapkan oleh putrinya dan rekan sesama guru.
Di luar sekolah kedokteran Yangon, dokter dan siswa dengan jas lab putih tampak berlari menyelamatkan diri setelah polisi melemparkan granat kejut.
Sebuah kelompok yang disebut Aliansi medis Whitecoat mengatakan lebih dari 50 staf medis telah ditangkap.
Tiga orang tewas di Dawei di selatan, politisi Kyaw Min Htike mengatakan kepada Reuters dari kota itu.
Baca juga: Ini 8 Kebiasaan Buruk yang Dapat Merusak Ginjal, Nomor 3 yang Paling Sulit Dihentikan Pria
Dua orang tewas di kota kedua Mandalay, kata media Myanmar Now dan seorang warga.
Penduduk Sai Tun mengatakan kepada Reuters seorang wanita ditembak di kepala.
Polisi dan juru bicara dewan militer yang berkuasa tidak menanggapi panggilan telepon yang memintai pernyataan atas kejadian tersebut.
Polisi membubarkan aksi protes di kota-kota lain, termasuk Lashio di timur laut, Myeik di selatan jauh dan Hpa-An di timur, kata penduduk dan media.
Sementara itu, Pemimpin Junta Jenderal Min Aung Hlaing mengatakan pada pekan lalu pihak berwenang menggunakan kekuatan minimal.