Cawagub Aceh ‘Diam di Tempat’
PEMBAHASAN calon wakil gubernur (cawagub) Aceh sisa masa jabatan 2017-2022 sampai saat ini belum ada perkembangan terbaru
PEMBAHASAN calon wakil gubernur (cawagub) Aceh sisa masa jabatan 2017-2022 sampai saat ini belum ada perkembangan terbaru. Mempertemukan ketua partai pengusung menjadi salah satu hambatan dalam proses ini.
"Belum ada pembahasan lanjutan. Masih diam di tempat. Kendala selama ini mempertemukan para ketua," ungkap Ketua DPP Partai Daerah Aceh (PDA), Tgk Muhibbussabri A Wahab menjawab Serambi, Minggu (28/2/2021).
Seperti diketahui, lima partai pengusung yaitu PNA, Demokrat Aceh, PKB Aceh, PDA, dan PDIP Aceh sudah pernah melakukan pertemuan di Jakarta pada Selasa 15 Desember 2020. Setelah itu tidak ada perkembangan apapun yang lahir.
Disisi lain, beberapa nama yang ingin maju sebagai cawagub sudah bermunculan. Seperti Ketua Umum DPP PDA, Tgk Muhibbussabri A Wahab dan H Ruslan M Daud, anggota DPR RI dari Fraksi PKB yang juga mantan bupati Bireuen.
Dari PNA juga sudah ada empat nama yang mendaftar lewat partai bentukan Irwandi Yusuf tersebut. Keempat nama itu adalah H Muharuddin Harun SSos MM, kader Partai Aceh yang juga mantan ketua DPRA.
Kemudian Ketua DPP Partai SIRA, Muhammad Nazar yang juga mantan wakil gubernur Aceh, Muhammad MTA, pengurus PNA, dan Muhammad Zaini, Ketua DPW PNA Banda Aceh yang juga adik Irwandi Yusuf.
Sama seperti pengakuan Tgk Muhibbussabri A Wahab, Ketua DPD PDIP Aceh, Muslahuddin Daud juga mengungkapkan bahwa hingga kini belum ada perkembangan apapun terkait proses pemilihan cawagub Aceh untuk mendampingi Gubernur Nova Iriansyah.
Muslahuddin mengatakan setelah adanya pertemuan ketua partai di Jakarta, masih ada pertemuan-pertemuan lanjutan. Tapi, tambah Muslahuddin, setiap pertemuan selalu ada ketua partai yang tidak hadir.
Dari lima partai pengusung, hanya pimpinan Partai Demokrat yang absen. Sementara dari PNA, sebut Muslahuddin, dihadiri Samsul Bahri Bin Amiren alias Tiyong. Sedangkan PKB, PDA, dan PDIP tetap dihadiri ketua masing-masing partai.
"Sering kali kami duduk, yang jelas lebih 10 kali. Pertemuan tidak lengkap, tidak ada Demokrat," kata Muslahuddin. "Kami terus berupaya, semoga dalam beberapa hari ini ada titik terang," ungkap Ketua DPD PDIP Aceh ini.
Terkait dengan Tiyong, sebelumnya, Ketua Umum PNA hasil Kongres 2017, Irwandi Yusuf kepada Serambi mengatakan, Tiyong hadir dalam rapat partai pengusung tidak membawa nama partai melainkan mewakili dirinya sendiri.
Penegasan itu disampaikan Irwandi karena dirinya mengklaim sebagai ketua umum PNA sebagaimana hasil kongers 2017. Disisi lain, Tiyong juga mengklaim sebagai ketua umum PNA hasil KLB pada 2019 meskipun saat ini belum ada SK dari Kemenkumham Aceh.(mas)