Internasional

Pakar Universitas Liverpool, Perang China Melawan Kemiskinan Ekstrem Patut Dicontoh

Keberhasilan Pemerintah China memberantas kemiskinan ekstrem patut dicontoh di seluruh Dunia. Pada tahun 2016, China secara resmi berjanji pada akhir

Editor: M Nur Pakar
PRNews
Dr Alessandra Cappelletti (kiri), dari Xi'an Jiaotong-Liverpool University, adalah seorang peneliti untuk Program Pengentasan Kemiskinan Xinjiang dari 2011-2012. 

SERAMBINEWS.COM, SUZHOU - Keberhasilan Pemerintah China memberantas kemiskinan ekstrem patut dicontoh di seluruh Dunia.

Pada tahun 2016, China secara resmi berjanji pada akhir tahun 2020, akan mengakhiri 832 kabupaten yang tersisa dari kemiskinan ekstrem .

Target itu telah dicapai pada November 2020 dan pada Kamis (25/2/2021), Presiden China Xi Jinping memuji pencapaian tersebut.

Dia menyebut sebagai sebuah kemenangan penuh pada sebuah upacara di Beijing untuk menghormati peserta proyek.

Baca juga: China Berhasil Hilangkan Kemiskinan Ekstrem, Presiden Xi Jinping Dapat Sanjungan Tinggi

Dr Alessandra Cappelletti , Associate Professor di Department of International Studies di Xi'an Jiaotong- Liverpool University mengatakan ada beberapa alasan mengapa proyek ini begitu sukses.

Dia percaya ada sejumlah pelajaran yang dapat diambil oleh negara lain atas keberhasilan China.

Salah satu kunci keberhasilan rencana China adalah kemauan politik yang kuat, kata Dr Cappelletti.

"Pemerintah mengerahkan seluruh mesin, dari sudut pandang birokrasi," katanya, seperti dilansir PRNews, Senin (1/3/2021).

Dikatakan, seluruhnya berada di jalur yang tepat untuk mencapai tenggat waktu, tetapi awal tahun ini, pandemi Covid-19 menyebabkan perlambatan ekonomi di seluruh dunia.

Daripada menunda program, kata Dr Cappelletti, pemerintah pusat dengan cepat mengeluarkan arahan agar pejabat lokal tetap pada target.

"Ketika pemerintah pusat menyampaikan tujuan yang telah ditetapkan, itu benar-benar menjadi suatu keharusan," ungkapnya.

Baca juga: Jumlah Orang Super Kaya di Indonesia Diprediksi Lampaui China 5 Tahun ke Depan

Berpikir ke Depan

Begitu sebuah kabupaten diangkat dari kemiskinan, akan mudah bagi para pejabat untuk duduk dan memberi selamat kepada diri mereka sendiri atas pekerjaan yang dilakukan dengan baik.

Namun, kata Dr Cappelletti: "Pembuat kebijakan China berpikir setiap solusi menghasilkan 10 masalah lagi.

"Ini berasal dari pandangan dunia secara relasional' yang melihat kompleksitas dalam segala hal," tambahnya.

Salah satu masalah baru ini adalah menjaga kekayaan.

"Salah satu strateginya adalah membantu petani mengembangkan bisnis mereka sendiri," ujarnya.

Di sebuah desa di Sichuan, Universitas Pertanian China di Beijing membantu petani untuk merestorasi rumah dan menyewakan kamar untuk turis, katanya.

Baca juga: China Tangkap Seorang Blogger, Merendahkan Perjuangan Tentara Melawan India

Lihat ke Dalam

Selama bertahun-tahun, Cappelletti menjelaskan, China telah mengalihkan fokus ekonominya:

"Ada dorongan untuk meningkatkan sistem ekonomi China dari yang didasarkan pada tenaga kerja murah dan bergantung pada batu bara, menjadi model berbasis teknologi yang inovatif," jelasnya.

Negara juga memprioritaskan peningkatan pasar domestik dan mengurangi ketergantungan pada ekspor, tambahnya.

Cara tidak langsung untuk merangsang ekonomi lokal dengan meningkatkan investasi di bidang pendidikan dan perawatan kesehatan, jelasnya.

Karena ketika layanan ini lebih terjangkau bagi warga biasa, ada lebih banyak pendapatan yang dapat dibelanjakan.

“Tentu masih ada beberapa tantangan, tapi sulit untuk tidak optimis,” ujarnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved