Kebakaran Lahan Makin Dekat ke Proyek PLTU,  Api Lalap Lima Rumah di Agara

Areal kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Nagan Raya dan Aceh Barat terus meluas

Editor: bakri
FOTO BPBD Agara
Lima rumah di Desa Titimas, Kecamatan Babul Rahmah, Aceh Tenggara, Senin (1/3/2021) sekira pukul 12.48 WIB, terbakar. 

SUKA MAKMUE - Areal kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Nagan Raya dan Aceh Barat terus meluas. Kabut asap juga semakin pekat dan mulai menganggu aktivitas masyarakat. Selain itu, karhutla juga dilaporkan terjadi di Kota Lhokseumawe dan Bener Meriah.

Di Gampong Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir, Nagan Raya, karhutla kini semakin dekat dengan lokasi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 3-4 yang sedang dalam pembangunan, dan juga tidak jauh dari lokasi PLTU 1-2 milik PLN.

Tim gabungan dari BPBD bersama TNI, Polri dan Brimob, hingga hari ketiga kemarin masih terus melakukan upaya pemadaman. Sebanyak 200 personel dikerahkan, yang dilengkapi mesin pompa air dan armada kebakaran.

Karhutla yang terus meluas di Suak Puntong juga berdekatan jalan PT Mifa Bersaudara di Peunaga Cut Ujong Kecamatan Meureubo, Aceh Barat. Gampong Suak Puntong dan Peunaga Cut Ujong merupakan dua desa bertetangga di perbatasan kabupaten.

Kalak BPBD Nagan Raya, Irfanda Rinadi, kepada Serambi, mengatakan, areal yang terbakar di Suak Puntong diperkirakan mencapai 7 hektare, terjadi penambahan seluas 1 hektare. “Titik karhutla berada tidak jauh atau di belakang PLTU, sehingga diharapkan tidak terus meluas,” ujarnya.

Titik api lainnya di Nagan Raya ada di Kuta Makmur, Kecamatan Kuala, seluas 1,5 hektare dan di Blang Puuk Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang. Namun kedua titik api itu sudah berhasil dipadamkan. "Karhutla di dua titik tersebut telah berhasil dipadamkan," ujar Irfanda Rinadi.

Upaya pemadaman juga dilakukan Pemkab Aceh Barat di lokasi titik api kawasan Peunaga Cut Ujong. Petugas gabungan dari  BPBD, TNI, Polri dan Brigade Karhutla KPH Wilayah IV Aceh masih di lokasi melakukan upaya pemadaman.

“Lahan yang sudah terbakar mencapai 10 hingga 20 hektar, namun dari jumlah itu sekitar 80 persen sudah berhasil kami padamkan,” kata Dandim Aceh Barat, Letkol Inf Dimar Bahtera, Senin (1/3/2021).

Wadan Satgas Karhutla Aceh Barat ini menambahkan, TNI, Polri, BPBD dan tim lainnya terus bersinergi melakukan upaya pemadaman dengan sejumlah peralatan yang ada. Ia menyebutkan, lokasi yang terbakar saat ini adalah salah satu titik yang sudah disekat dengan anak sungai buatan atau parit.

Dampak karutla, kabut asap mulai menganggu aktivitas masyarakat di kawasan Peunaga Cut Ujong dan Suak Puntong, Nagan Raya. Kabut dirasakan sejak malam hingga siang, mengakibatkan terbatasnya jarak pandang dan iritasi.

Beberapa warga dan pengendara berharap adanya tindakan tegas dari penegak hukum kepada pelaku pembakar lahan. "Kami berharap diusut tuntas pembakar lahan," harap seorang warga.

Lhokseumawe

Karhutla juga terjadi di kawasan perbukitan Gampong Blang Panyang, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe, Senin (1/3/2021 sekitar pukul 10.30 WIB. Api dilaporkan sempat merambat ke kaki perbukitan hingga mendekati rumah warga.

Komendan Regu B Pemadam Kebakaran Kota Lhokseumawe, Ridwan, menceritakan, pihaknya mendapatkan laporan adanya kebakaran lahan sekitar pukul 10.30 WIB. Dua unit Damkar langsung diarahkan ke lokasi, di bantu Water Canon dari Polres Lhokseumawe dan Brimob Jeulikat.

Saat pihaknya sampai ke lokasi, ternyata.kebakaran bukan hanya terjadi di atas bukit, tapi sudah merembet ke kaki bukit, mendekati perumahan warga. "Api yang di lereng bukit hanya berjarak sekitar 20-an meter lagi dari rumah warga. Jadi sudah mendekati rumah warga," katanya.

Setelah berjibaku dengan api selama 2,5 jam atau sekitar pukul 13.00 WIB, api pun berhasil dipadamkan. "Luas lahan yang terbakar sekitar 1,5 hektare. Sedangkan penyebab kebakaran tidak bisa dipastikan," kata Ridwan.

Ia mengaku ini merupakan kebakaran lahan yang ketiga kalinya terjadi dalam satu pekan terakhir. Dua di antaranya terjadi di Muara Satu. "Karenanya, kita harapkan masyarakat lebih hati-hati. Jangan pernah membakar lahan. Apalagi kondisi cuaca sekarang ini begitu terik," imbaunya.

Kebun Sere dan Rumah

Terpisah, seluas 15 hektare lahan perkebunan di kawasan Tenirong, Kecamatan Blangpegayon, Kabupaten Gayo Lues (Galus), kemarin habis terbakar. Informasi yang diperoleh Serambi, kebakaran itu terjadi sekitar pukul 14.00 WIB dan baru berhasil dipadamkan pada pukul 15.45 WIB.

“Lahan pertanian yang terbakar itu merupakan lahan kebun sere wangi dan hutan pinus. Saat ini sangat rawan terjadi kebakaran," kata warga setempat Sukardi.

Sementara di Desa Titimas, Kecamatan Babul Rahmah, Aceh Tenggara, sebanyak empat rumah habis terbakar, satu rumah terbakar sebagian, dan satu lagi terpaksa dibongkar untuk memutuskan rambatan api. Kebakaran itu terjadi sekira pukul 12.48 WIB dan berhasil dipadamkan sekitar pukul 13.37 WIB.

“Empat rumah habis terbakar, satu rumah sebagian terbakar atau rusak ringan, dan satu rumah dibongkar mengalami rusak berat,” sebut Kalaksa BPBD Agara, Mohd Asbi ST MM. Dia menambahkan, ada enam kepala keluarga atau 25 jiwa yang terdampak. Warga korban kebakaran itu saat ini mengungsi ke rumah keluarga mereka masing-masing.

Capai 107 hektare

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mengungkapkan, karhutla menjadi bencana yang paling banyak terjadi di bandingkan bencana lainnya di Aceh selama Februari 2021.

Dari seluruh kejadian sebanyak 75 kali, karhutla mendominasi sebanyak 37 kali dengan total lahan terbakar di beberapa kabupaten di Aceh mencapoa luas 107 hektare. Hal itu dikatakan Kepala Pelaksana (Kalak) BPBA, Dr  Ir Ilyas MP dalam pers rilis BPBA diterima Serambi, Senin (1/3/2021).

"Tercatat 75 kejadian bencana di bulan Februari dengan total prediksi kerugian mencapai Rp 26 miliar. Karhutla menjadi bencana yang mendominasi  sebanyak 37 kali," ungkap Ilyas.

Dikatakan, karhutla paling banyak terjadi di Aceh Barat Daya yakni 6 kali disusul Aceh Barat dan Aceh Selatan masing-masing 4 kali. Luasan lahan terbakar yang paling besar terjadi di Aceh Selatan tersebar pada 7 desa dalam 6 kecamatan dengan 56 hektare, dengan prediksi kerugian mencapai Rp 14,9 miliar.

Bencana kedua paling banyak yaitu kebakaran pemukiman yakni sebanyak 29 kali yang menghanguskan 37 unit rumah dan 11 ruko/warung serta mengakibatkan 80 orang pengungsi dengan prediksi kerugian mencapai Rp 10 miliar.(riz/c45/bah/as/c40)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved