Dewan Usul Pemkab Buat Pompanisasi, Atasi Kekeringan Sawah di Aceh Besar
Wakil Ketua DPRK Aceh Besar, Zulfikar Aziz SE, mengatakan, musim kemarau yang melanda setiap tahun cukup memberi dampak bagi petani
JANTHO - Wakil Ketua DPRK Aceh Besar, Zulfikar Aziz SE, mengatakan, musim kemarau yang melanda setiap tahun cukup memberi dampak bagi petani yang bercocok tanam di Aceh Besar. Saban tahun, masyarakat mengeluh karena sawah mereka mengalami kekeringan saat kemarau datang.
Untuk itu, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengusulkan kepada Pemkab Aceh Besar untuk segera membangun rumah pompanisasi, guna mengantisipasi kekeringan lahan pertanian persawahan di beberapa wilayah di Aceh Besar.
Selama ini, di setiap musim kemarau, lahan pertanian di sejumlah kecamatan di Aceh Besar terancam gagal panen akibat air di irigasi kering, sehingga tak maksimal menyuplai kebutuhan air ke sawah petani.
"Aceh Besar perlu membangun beberapa rumah pompanisasi untuk jangka panjang mengatasi kekeringan lahan pertanian milik masyarakat," ujar Zulfikar Aziz SE.
Menurutnya, selama ini pompanisasi di Aceh Besar hanya ada di Gampong Lubuk Batee, Kecamatan Ingin Jaya, itu pun dikelola oleh pihak desa. Menurut Zulfikar, ini menjadi contoh bagi Pemkab Aceh Besar untuk membangun rumah pompanisasi di kecamatan lain yang dilintas DAS Krueng Aceh.
“Kita harus contoh rumah pompanisasi di Gampong Lubuk Batee yang pompanisasi ini dikelola oleh pihak desa. Ini sudah lama dimanfaatkan untuk lahan pertanian sawah. Kegunaan pompanisasi ini selain menyuplai air yang cukup, juga untuk mengairi areal persawahan yang tidak bisa mendapatkan air lebih maksimal,” katanya.
Jadi, lanjut Zulfikar, sangat bermanfaat sekali bila dibangun beberapa rumah pompanisasi di daerah aliran sungai Krueng Aceh di kecamatan atau desa lainnya. Selain itu, kata Zulfikar Aziz, pemerintah juga harus lebih maksimal memanfaatkan waduk-waduk yang ada di Aceh Besar untuk menyuplai air ke areal persawahan yang mengalami kekeringan.
Masih menurut Zulfikar Aziz, dengan dibangunnya pompanisasi ini tentunya ke depan kita tidak perlu lagi khawatir ketika musim kemarau melanda, karena telah menyediakan rumah pompanisasi. “Dan, ini tentu berbeda dengan pompanisasi sesaat saja ketika kemarau datang dan hasilnya tpasti tak maksimal. Apalagi pada malam hari hingga dinihari digunakan siapa yang akan menjaga pompanisasi buatan sementara tersebut,” ujarnya.
Dia juga berharap, terhadap petugas penjaga pintu air agar mengatur air secara maksimal agar air merata mengalir ke daerah persawahan petani. Karena, saat ini musim kemarau mulai melanda Aceh Besar.
Sebelumnya, kata Zulfikar Aziz SE, pihaknya juga mengikuti kenduri blang di Gampong Seuleu, Kecamatan Darussalam bersama Babinsa, tokoh masyarakat dan petani Gampong Seuleu, Tanjong Deah, Lampeudaya di Balai tani sekaligus sebagai legislatif melihat kondisi pintu air dan irigasi yang kering di Lubuk Batee, Kecamatan Ingin Jaya dan ini harus dicarikan solusinya demi meningkatkan kesejahteraan petani. "Solusinya dengan membangun rumah pompanisasi, petani akan aman dari kekeringan," pungkasnya.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Aceh Besar, Jakfar SP, yang dikonfrimasi Serambi kemarin, menyebutkan, pihaknya dalam beberapa hari terakhir telah melakukan pompanisasi menggunakan mesin di areal persawahan masyarakat yang mengalami kekeringan. Pompanisasi secara manual itu dilakukan di Gampong Leupueng Baleu, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kamis lalu.
Mesin pompanisasi itu mereka pinjam milik Dinas Pertanian Aceh dan Distan Aceh Besar. "Mari kita berdoa dan salat Istisqa agar Allah turunkan hujan di Aceh khususnya Aceh Besar," katanya.
Dia menambahkan, total areal sawah masyarakat di Aceh Besar yang mengalami kekeringan saat ini mencapai 1.000 hektare meliputi sejumlah kecamatan, seperti Kecamatan Kuta Cot Glie, Seulimeum, Baitussalam, dan Kecamatan Ingin Jaya.
Dia menyebutkan, tanaman rendengan (musim penghujan) tahun 2020/2021 di 23 Kecamatan di Aceh Besar mencapai 25.692 hektare. Dari jumlah itu, 1.000 hektare tanaman padi sawah mulai mengalami kekeringan akibat cuaca kemarau. (as)