Internasional
AS Rencanakan Serangan Kedua di Suriah, Joe Biden Batalkan di Menit-menit Akhir, Ini Alasannya
Pemerintah AS kembali merencanakan serangan ke Suriah kedua dengan target milisi pro-Iran. Tetapi, Joe Biden membatalkan serangan udara pada menit-me
SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Pemerintah AS kembali merencanakan serangan ke Suriah kedua dengan target milisi pro-Iran.
Tetapi, Joe Biden membatalkan serangan udara pada menit-menit terakhir.
Biden mendapat laporan dari intelijen, keberadaan seorang wanita dan anak-anak di situs tersebut.
Serangan udara dengan rudal jet tempur AS itu akhirnya dibatalkan, seperti dilansir AP, Jumat (5/3/3021).
Sebelumnya, setelah 10 hari musyawarah, presiden AS memerintahkan Pentagon untuk melanjutkan serangan terhadap dua sasaran milisi yang didukung Iran di Suriah pada 26 Februari 2021.
Presiden menerima peringatan mendesak dari seorang ajudan hanya 30 menit sebelum pemogokan bahwa warga sipil berada di daerah itu.

Baca juga: Arab Saudi Salurkan Bantuan Pakaian Musim Dingin di Yaman dan Layanan Medis di Suriah
Pengintaian Battlefield melaporkan seorang wanita dengan anak-anak di sebuah halaman di satu lokasi.
Presiden langsung membatalkan perintah untuk menyerang target itu dengan pesawat F-15E yang sudah mengudara untuk misi tersebut.
Tujuan serangan itu untuk memberi isyarat kepada kepemimpinan di Iran,.
Pemerintahan baru AS akan menanggapi provokasi di Timur Tengah, tetapi tidak berusaha untuk meningkatkan ketegangan.
Senator AS memperkenalkan undang-undang bipartisan pada Rabu (3/2/2021) untuk mencabut otorisasi yang telah berusia puluhan tahun.
Baca juga: Suriah Laporkan Berhasil Gagalkan Serangan Rudal Israel dengan Sasaran Kota Damaskus
Penggunaan kekuatan militer untuk membenarkan serangan bertahun-tahun di Timur Tengah
Itu menjadi sebuah upaya untuk mengalihkan kembali kewenangan untuk menyatakan perang kepada Kongres dari Gedung Putih.
Tindakan tersebut, yang dipimpin oleh Senator Demokrat Tim Kaine dan Senator Republik Todd Young, akan mencabut Otorisasi Penggunaan Kekuatan Militer (AUMF) tahun 1991 dan 2002 melawan Irak.
Dengan alasan kemitraan yang kuat antara Washington dan pemerintah di Baghdad.