Berita Banda Aceh
Suami Ramlah, Korban Pembunuhan di Lamjabat Tak Ada di Rumah Saat Istri dan Anaknya Ditikam Pelaku
Sehari-hari, Muliadi bekerja sebagai office boy atau cleaning service di TK Lamjabat. Kemungkinan pada saat kejadian itu dia sedang berada di sekolah.
Penulis: Misran Asri | Editor: Ibrahim Aji
Sehari-hari, Muliadi bekerja sebagai office boy atau cleaning service di TK Lamjabat. Kemungkinan pada saat kejadian itu dia sedang berada di sekolah.
Laporan Misran Asri | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak.
Pribahasa itulah yang terus membayang Muliadi (40) suami Ramlah (35) yang menjadi korban pembunuhan sadis yang dilakukan tersangka Putra Pratama (21), Jumat (5/3/2021) sekitar pukul 10.15 WIB.
Tersangka Putra masih termasuk saudara korban dan merupakan sepupu Muliadi, suami almarhumah Ramlah yang tinggal tepat di belakang rumah keluarga miskin tersebut.
Keluarga korban, Alta Zaini yang juga Ketua RAPI Kota Banda Aceh mengungkapkan, pada saat kejadian itu, Muliadi belum pulang ke rumah.
"Sehari-hari, Muliadi bekerja sebagai office boy atau cleaning service di TK Lamjabat. Kemungkinan pada saat kejadian itu dia sedang berada di sekolah," kata Alta Zaini kepada Serambinews.com, Jumat (5/3/2021).
Baca juga: Pembunuhan Sadis terhadap Guru Ngaji di Lamjabat Banda Aceh, Ini Kronologis Menurut Kepolisian
Selain itu, sebuah becak motor penumpang yang sehari-hari menjadi sumber penghidupan mereka juga sering digunakan untuk mengantar jemput anak-anak TK tersebut.
"Di sela-sela Muliadi bekerja sebagai OB di TK Lamjabat, beliau juga memanfaatkan waktu untuk bisa menjemput dan membawa anak-anak TK itu yang tidak sempat dijemput oleh orang tuanya. Minimal ada uang tambahan untuk keluarga itu," terang Alta yang menyeka air matanya.
Lalu, sebagai tambahan sedikit penghasilan bagi keluarga miskin tersebut, sang istri, Ramlah yang menjadi korban dalam pembunuhan itu, juga mengajari anak-anak setempat untuk mengaji pada sore harinya, selain profesi ibu rumah tangga (IRT) yang menjadi kewajibannya.
"Sedih sekali dan sesak dada ini begitu tahu saudara saya ini meninggal dengan cara-cara keji yang dilakukan oleh tersangka," sebut Alta Zaini.
Baca juga: Mantan Mandor Tewas Ditembak Dua Kali Dadanya, Pamit Sama Istri Mau Patroli di Kebun Sawit
Padahal setiap harinya, sebutnya saudaranya itu Muliadi dan istrinya Ramlah sangat baik dengan tersangka Putra Pratama.
"Almarhumah sering menawarkan makan untuk tersangka. Bahkan bisa dikatakan tak ada masalah apapun, hingga tersangka tega melakukan pembunuhan itu," terang Alta.
Mewakili keluarga ia pun berharap tersangka dijatuhi hukuman seberat-beratnya.
"Keluarga menuntut tersangka dijatuhi hukuman mati. Saya tidak bisa bayangkan, almarhumah meninggalkan tiga anaknya yang masih kecil-kecil, masing-masing berumur 14 tahun, 10 tahun dan si balita Ulis 2,5 tahun," pungkas Alta Zaini.
Baca juga: Bocah 8 Tahun Diterkam Buaya di Depan Ayah, Perut Buaya Dibelah Ditemukan Jasad Korban Masih Utuh