Update Corona di Aceh Timur
Sudah Tiga Hari Aceh Timur Nol Kasus Covid-19
Sudah tiga hari Aceh Timur, tidak ada kasus Covid-19 yang positif sejak 5 Maret 2021 lalu...
Penulis: Seni Hendri | Editor: Jalimin
Laporan Seni Hendri l Aceh Timur
SERAMBINEWS.COM, IDI – Sudah tiga hari Aceh Timur, tidak ada kasus Covid-19 yang positif sejak 5 Maret 2021 lalu.
Begitu juga, orang dalam pemantauan atau suspek Covid-19, serta orang dalam perawatan/probable nol kasus di Aceh Timur.
Hal itu disampaikan oleh juru bicara Satgas Covid-19 Aceh Timur, dr Edi Gunawan, kepada Serambinews.com, Minggu (7/3/2021).
“Sudah tiga hari Aceh Timur, tidak ada kasus positif, orang dalam pemantauan (suspect), maupun dalam perawatan (probable),” ungka dr Edi.
Sebelumnya 4 Maret 2021, masih ada satu warga Idi Rayeuk FW (32) yang menjalani isolasi mandiri di rumahnya. Namun, memasuki 5 Maret 2021, FW sudah sembuh.
Untuk diketahui, ungkap dr Edi, sejauh ini jumlah orang yang sudah selesai dalam pemantauan sebanyak 131 orang.
Total pasien dalam perawatan yakni 71 orang dengan rincian 67 sembuh, 4 dintaranya meninggal.
Sedangkan, kasus warga Aceh Timur yang positif Covid-19 127 orang, dengan rincian 120 orang sembuh, dan 7 orang meninggal dunia.
Dengan status Aceh Timur yang saat ini nol kasus, maka Aceh Timur pun, ditetapkan sebagai daerah dengan resiko penularan rendah (zona kuning).
Pun demikian, ungkap dr edi, meski Aceh Timur saat ini nol kasus, bukan berarti Aceh Timur sudah bebas dari Covid-19.
“Belum bebas, walaupun nol kasus, tapi resiko terpapar masih ada. Karena masih banyak pendatang ke Aceh Timur, dari berbagai daerah. Karena itu, semua warga tetap patuhi protocol kesehatan setiap melaksanakan kegiatan di luar rumah,” pinta dr Edi.
Vaksinasi
Sementara terkait proses suntik vaksin Covid-19, tahap dua di Aceh Timur, ungkap dr Edi, sudah mencapai 92 persen, dan proses vaksinasi dosis tahap ini pun akan terus dilaksanakan hingga semua vaksin digunakan.
Dokter Edi mengatakan, suntik vaksin periode pertama di Aceh Timur, diikuti oleh seluruh tenaga kesehatan baik di rumah sakit, puskesmas, maupun dinas kesehatan, serta melibatkan 20 pejabat publik, terdiri dari Bupati, Ketua TP PKK, Sekda, para Asisten, Forkopimda, perwakilan ikatan dokter Indonesia (IDI), dan sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD).