Berita Aceh Tamiang

Sempat Rusak Parah, Tanggul Senilai Rp 1,9 M di Aceh Tamiang Roboh

Datok Penghulu Kampung Rantaupakam, Ruslan mengatakan, sheet pile yang dibangun 2019 dengan anggaran Rp 1,9 miliar ini roboh sekira dua minggu lalu...

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/ RAHMAD WIGUNA
Dinding sheet pile di Rantaupakam terlihat sudah patah saat banjir menerjang kawasan itu, Desember 2020. Kerusakan itu menyebabkan tanggul senilai Rp 1,9 miliar yang dibangun 2019 roboh. 

Datok Penghulu Kampung Rantaupakam, Ruslan mengatakan, sheet pile yang dibangun 2019 dengan anggaran Rp 1,9 miliar ini roboh sekira dua minggu lalu saat kondisi air tenang.

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG – Sheet pile atau tanggul di Kampung Rantaupakam, Kecamatan Bendahara, Aceh Tamiang roboh setelah sempat rusak parah akibat banjir beberapa bulan lalu.

Datok Penghulu Kampung Rantaupakam, Ruslan mengatakan, sheet pile yang dibangun 2019 dengan anggaran Rp 1,9 miliar ini roboh sekira dua minggu lalu saat kondisi air tenang.

“Ini kan sudah musim kemarau, air sungai tenang, tiba-tiba tumbang tanggulnya,” kata Ruslan, Kamis (11/3/2021).

Ruslan mengatakan, tanggul beton ini patah menjadi beberapa bagian dan sebagian besar patahan sheet pile sudah tenggelam dengan air sungai.

Dia menegaskan, kerusakan ini sudah di luar kemampuan aparatur kampung, karena dibutuhkan anggaran besar untuk memperbaikinya.

“Semua (pejabat) sudah turun, kalau diserahkan ke kami (pemerintahan kampung) ya ampunlah kami,” ungkapnya.

Baca juga: LBH Ajukan Keberatan ke PT Banda Aceh Terkait Perpanjangan Masa Penahanan Nelayan di Simeulue

Ruslan mengaku, tidak ingin mendramatisir kerusakan tanggul itu.

Tapi dia menekankan, kalau tanggul yang tumbang itu merupakan pertahanan terakhir untuk membendung luapan air sungai.

“Saya sudah capek bicara, yang jelas kalau hari ini banjir, habis kampung kami terendam, pasti lebih parah,” ungkapnya.

Menurutnya, satu-satunya solusi untuk melindungi permukiman dari ancaman banjir hanya bisa dilakukan dengan  membangun sheet pile baru.

Sebab tanggul darurat dari tanah yang sempat dibangun pemerintah, dinilainya tidak cukup kuat dan pengerjaannya belum tuntas.

“Kemarin sempat dibangun darurat di Rantaupakam dan Telukhalban, tapi rasanya sudah tidak dilanjutkan. Ya sudah, kita tinggal nunggu banjir saja, biar tahu bagaimana nanti,” ucapnya.

Sebelumnya, warga sudah menyampaikan kerusakan tanggul semakin parah setelah banjir surut pada Kamis (14/1/2021).

Baca juga: LBH Ajukan Keberatan ke PT Banda Aceh Terkait Perpanjangan Masa Penahanan Nelayan di Simeulue

Titik kerusakan terlihat pada dinding sheet pile retak dalam bentuk patahan pada tiga bagian.

“Kita taksir kerusakan sheet pile ini sepanjang 25 meter,” kata Camat Bendahara, Fakhrurrazi, ketika itu.

Saat itu, warga yang ditemui di lokasi berharap pemerintah menyikapi kerusakan ini dengan cepat untuk menghindari kerusakan yang lebih parah.

Mereka memastikan bila benteng penahan air itu roboh, maka ribuan rumah yang ada di sepanjang jalur sungai akan terendam.

“Sungai ini jalur lalu lintas nelayan ke laut. Jadi setiap boat yang melintas menciptakan arus kuat yang menggerus dinding tanggul,” kata warga di lokasi. (*)

Baca juga: Bermodus Jenguk Nenek, Duda di Aceh Utara Ini Rudapaksa Cucu Kakaknya, Sudah Lakukan Dua Kali

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved