Internasional

AS Tetap Upayakan Perdamaian Yaman Secara Diplomatik, Krisis Kemanusiaan Terburuk Terus Meluas

Pemerintah AS tetap berupaya menghidupkan kembali upaya diplomatik untuk mengakhiri perang di Yaman.

Editor: M Nur Pakar
AFP/ESSA AHMED
Anak perempuan berusia 8 tahun terlantar, Samar Ali Ahmed, dengan berat 9,5 kg menderita kekurangan gizi akut, di Provinsi Hajjah, Yaman Utara, pada 23 September 2020. Gadis itu, yang tinggal bersama keluarganya di kamp tidak bisa pergi ke rumah sakit untuk perawatan karena kemiskinan. 

SERAMBINEWS.COM WASHINGTON - Pemerintah AS tetap berupaya menghidupkan kembali upaya diplomatik untuk mengakhiri perang di Yaman.

Bersama dengan Perserikatan Bangsa-Bangs (PBB) dan lainnya, terkait rencana mengakhiri krisis kemanusiaan terburuk di Dunia terus meluas di Yaman.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan hal itu kepada Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Martin Griffiths.

Baca juga: Kehidupan Kulit Hitam Tidak Penting: Dunia Tetap Bungkam, Houthi Membantai Migran Afrika di Yaman

"Dia meegaskan Amerika Serikat mendukung Yaman yang bersatu dan stabil yang bebas dari pengaruh asing," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.

"Tidak ada solusi militer untuk konflik di Yaman, tetapi harus melalui upaya diplomatik," tegasnya, seperti dilansir Reuters, Senin (15/3/2021).

Koalisi militer pimpinan Arab Saudi melakukan intervensi di Yaman pada 2015.

Setelah kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran menggulingkan pemerintah negara itu dari ibu kota Sanaa.

Baca juga: Jepang Desak Houthi Akhiri Perang Berkepanjangan di Yaman, Kutuk Serangan ke Kilang Minyak Aramco

Kelompo Houthi mengatakan mereka memerangi pemerintahan yang korup.

PBB telah menggambarkan Yaman sebagai tempat terjadinya krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Sehingga harus segera diakhiri, agar bantuan dari berbagai penjuru dunia dapat mengalir ke negara termiskin itu di Arab.(*)

Baca juga: Milisi Houthi Bertindak Brutal, Puluhan Migran Afrika Tewas Terbakar di Kamp Pengungsi Yaman

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved