Abu Daud Zamzami Berpulang, Murid Abuya Muda Waly yang Konsisten Menjaga Akidah Ummat
Aceh kembali kehilangan sosok ulama. Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk Muhammad Daud bin Zamzami
Aceh kembali kehilangan sosok ulama. Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk Muhammad Daud bin Zamzami atau yang akrab disapa Abu Daud Zamzami, meninggal dunia pada Selasa (16/3/2021) pukul 09.55 WIB. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.
ULAMA kharismatik Aceh, Abu Daud Zamzami dipanggil kembali oleh Sang Pencipta. Abu Daud meninggal dunia di Kompleks Dayah Riyadhus Salihin, Ateuk Angguk, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Selasa (16/3/2021) pukul 09.55 WIB.
Setelah dishalatkan oleh murid, warga, dan pelayat, almarhum dikebumikan di kompleks pesantren tersebut sekitar pukul 14:00 WIB kemarin. Informasinya, ulama Aceh ini telah lama dirawat karena sakit yang diderita. Almarhum meninggalkan istri dan 7 orang putra-putri, yang terdiri atas tiga laki-laki dan empat perempuan.
Abu Daud lahir di Gampong Bada, Aceh Besar, pada tanggal 13 Desember 1935. Abu Daud Zamzami merupakan murid langsung dari Abuya Muda Waly Al Khalidi. Berpulangnya Abu Daud kemarin, maka kini hanya tersisa Abu Tumin sebagai murid langsung Abuya.
Selain menuntut ilmu pada Abuya Muda Waly Al Khalidi, Abu Daud juga menuntut ilmu langsung pada Abu Hasan Krueng Kalee di Darusalam. Selepas menuntut ilmu dari dua ulama besar ini, Abu Daud kemudian mendirikan Dayah Riyadhus Salihin, Ateuk Angguk, yang hingga kini telah menghasilkan banyak santri.
Semasa hidupnya, almarhum pernah menjadi Anggota DPR Aceh, Ketua Insyafuddin Aceh, Anggota MPU Aceh, Wakil Ketua MPU Aceh, hingga terakhir Ketua MPU Aceh.
Di mata Wakil Ketua MPU Aceh, Tgk H Faisal Ali yang disapa Lem Faisal, almarhum Abu Daud selama ini sangat konsisten dalam menjaga akidah ummat, dengan melahirkan banyak fatwa-fatwa bersama ulama lainnya. Selain itu, Abu Daud juga sosok yang paham terhadap dunia politik.
"Saya sangat berkesan dengan istiqamah dalam menjaga agama ini. Ketika ada fatwa, beliau menghabiskan waktu untuk membuka kitab, membawa banyak referensi," ujar Lem Faisal. "Bahkan kalau ada rapim (rapat pimpinan) untuk membahas fatwa, beliau itu memperhatikan detik sampai titik koma," lanjut Lem Faisal.
Menurut Lem, Abu Daud sudah bergabung dalam MUI (nama MPU sebelumnya) sejak usia muda, kala MUI Aceh dipimpin oleh Tgk Abdullah Ujong Rimba. Karena itu, Lem Faisal menilai Abu Daud adalah sosok yang memahami perkembangan peradaban Aceh dari masa ke masa.
Gubernur takziah
Gubernur Aceh, Nova Iriansyah ikut bertakziah ke makam Ketua MPU Aceh, Abu Daud Zamzami, di Komplek Dayah Riyadhussalihin Gampong Ateuk Angguk. Gubernur datang bertakziah bersama sejumlah kepala SKPA, di antaranya Kepala Dinas Pendidikan Dayah, Kepala Dinas Syariat Islam, Kepala Sekretariat MPU, dan Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh.
Kedatangan Gubernur Aceh dan rombongan ke dayah milik almarhum Abu Daud disambut langsung oleh para Wakil Ketua MPU Aceh bersama keluarga besar Dayah Riyadhussalihin. "Atas nama pribadi, Pemerintah dan seluruh rakyat Aceh, Saya menyampaikan duka cita paling dalam atas meninggalnya Abu Daud," kata Nova, di sela sela acara takziah itu.
Nova mengatakan, meninggalnya Abu Daud merupakan suatu kehilangan besar bagi Aceh. "Beliau salah seorang ulama besar di Aceh yang bisa mengayomi kita semua," ujar Nova.
Karena keilmuan dan ketokohannya, lanjut Gubernur, Abu Daud dipercayakan memimpin lembaga Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh. "Tidak cukup rasanya jika hanya menyampaikan terima kasih kepada Abu Daud atas semua yang telah beliau berikan kepada kita. Mari sama-sama kita mengirimkan doa, insya Allah almarhum mendapatkan balasan syurga dari Allah," ujarnya.
Gubernur juga mengajak seluruh masyarakat Aceh melaksanakan shalat ghaib untuk melepas kepergian almarhum yang juga sosok ulama yang sangat bersahaja dalam pergaulannya.(muhammad nasir)