Lezatnya Teri Karang Pulau Banyak, Jadi Oleh-oleh hingga Dipasarkan ke Seluruh Sumatera
Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, sedang viral dengan rencana masuknya investasi bernilai ratusan juta dollar Amerika Serikat
Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, sedang viral dengan rencana masuknya investasi bernilai ratusan juta dollar Amerika Serikat dari perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA) pada sektor pariwisata.
Selain dikenal dengan gugusan pulau-pulau eksotik yang tak berbilang sesuai namanya Pulau Banyak, Pulau Banyak memiliki harta karun yang tersimpan dalam laut berupa aneka jenis ikan mulai dari yang besar hingga berukuran mini.
Ikan berukuran mini yang terkenal dari Kecamatan Pulau Banyak adalah teri Karang. Warga lokal menyebutnya awu awu. Teri karang sebesar pangkal lidi tersebut diolah warga lokal menjadi oleh-oleh khas Pulau Banyak dengan dijadikan peyek awu awu.
Selain menjadi oleh-oleh awu awu asal Pulau Banyak, ternyata selama ini penganan lezat ini dikirim untuk memenuhi selera pasar di Pulau Sumatera.
Sebelum dikirim, teri basah atau awu awu dicampur garam. Kemudian direbus dan dijemur 4 sampai 5 jam sesuai kondisi panas matahari. Selanjutnya dikemas dalam karton. Awu awu pun siap dikirim ke pemesan di luar daerah.
Juragan awu awu yang cukup terkenal di Pulau Banyak adalah Kepala Desa Pulau Baguk, Hardi. Ia menggunakan bagian belakang rumahnya untuk mengolah awu awu.
Saat ditemui, Selasa (16/3/2021) pagi, Hardi masih turun tangan membantu pekerjanya merebus awu awu sebelum menjalankan rutinitas sebagai kepala desa.
Pekerjaan pagi hari itu cukup ekstra, sebab awu awu yang direbus bercampur dengan ikan jabung. Sambil dijemur karyawan, sang kepala desa harus memisahkan jabung dengan awu awu. "Ada jabungnya, agak lumayan ekstra kerja," kata Hardi.
Menurutnya satu kilogram awu awu kering dijual Rp 55 ribu. Pengiriman dilakukan ke Sibolga, Sumatera Utara. Selanjutnya disebar ke daerah lain sesuai permintaan.
Mengenai jumlah produksi awu awu sangat tergantung dari kondisi laut. Jika sedang badai dan terang bulan sama sekali tidak ada produksi. "Awu awu ditangkap saat musim gelap bulan. Kalau lagi terang bulan tidak ada," ujar Muslim alias Ma Panjang Wakil Panglima Laut Pulau Baguk.(dede rosadi)